“Namun, apa yang terjadi? Tidak ada safety. Manajemen investor asing mengatakan, ‘Lakukan saja. Kerjakan saja. Ini pipa bocor, lakukan saja. Kerjakan.’ Setengah jam kemudian meledak, 21 meninggal. Apa yang kita kerjakan dengan ini?” tuturnya.
Nikasi menyebut, pada Februari 2025, FPE telah mengundang tenant-tenant di kawasan IMIP untuk menghadiri diskusi sosial dan dialog di Palu terkait dengan persoalan keselamatan pekerja di kawasan industri nikel.
Akan tetapi, ujarnya, tidak ada perwakilan perusahaan—yang mayoritas didominasi investor China — bersedia berdialog dengan buruh. “Padahal setiap hari [ada kasus] kematian. Per 23 Desember 2023, 21 yang meninggal,” kata dia.
Lebih lanjut, Nikasi mengatakan, tidak hanya kecelakaan kerja di smelter, kasus longsor maut di wilayah pertambangan nikel juga kerap terjadi.
“Pada 2024, Rp80 miliar lebih kompensasi kecelakaan kerja di kawasan Sulawesi Tengah. Mungkin karena pada 2023 ada 21 orang yang meninggal akibat ledakan smelter PT ITSS, [pembayaran] kompensasinya pada 2024. Mayoritas di Morowali,” ujarnya.
Selain itu, dia menyebut kompensasi atas Jaminan Kematian dari BPJS Ketenagakerjaan pada 2024 mencapai sekitar Rp600 juta untuk kasus kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa sebanyak 21 orang pada 2023.
Tidak Berdasar
Saat dimintai konfirmasi, Media Relations Head IMIP Dedy Kurniawan membantah tudingan bahwa kawasan industri Morowali tidak memenuhi standar keamanan sehingga menyebabkan kecelakaan kerja terjadi setiap hari.
“Kami anggap [tudingan] ini sangat tidak berdasar dan lebih pada upaya mencari popularitas semata,” tegasnya saat dihubungi, Selasa (3/6/2025).
Dedy mengakui PT IMIP bersama perusahaan-perusahaan tenant di dalamnya “bukanlah perusahaan sempurna dan masih memiliki kekurangan.”
Bagaimanapun, dia memastikan kawasan basis industri hilir nikel itu akan selalu berusaha patuh terhadap regulasi pemerintah dan terus melakukan perbaikan atas kondisi yang ada dalam berbagai hal.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, setidaknya terdapat total 61 korban jiwa akibat kecelakaan kerja pada pabrik pemurnian atau smelter di 5 area Indonesia hingga 2023. Seluruhnya tercatat merupakan insiden yang terjadi di smelter nikel.
Dalam paparannya, Direktur Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan Kemenaker Yuli Adiratna menjelaskan korban paling banyak berada di kawasan IMIP, yakni 39 orang meninggal dunia dan 82 korban luka-luka pada periode 2016—2023.
Selain itu, terdapat 40 orang pusing dan sesak napas karena kebocoran gas asam PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI).
Adapun, Kemnaker mencatat terdapat 25 kasus kecelakaan kerja pada smelter di IMIP pada periode tersebut.
“Kita mencatat beberapa insiden, kejadian-kejadian kecelakaan kerja, misalnya ada beberapa contoh, 2016 sampai 2023, [sebanyak] 25 insiden yang mengakibatkan 39 korban jiwa, 82 orang luka-luka, 40 orang menderita pusing,” ujar Yuli dalam agenda Human Health & Environmental Development in Indonesia’s Nickel Value Chain, akhir September 2024.
Selanjutnya, terdapat 10 kasus kecelakaan kerja di Gunbuster Nickel Industry (GNI) pada periode 2020—2023 yang menyebabkan 8 korban meninggal dunia dan 3 korban luka-luka.
PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) memiliki 9 kasus kecelakaan kerja pada periode 2015—2022 yang menyebabkan 7 korban meninggal.
“Kita tidak melihat jumlahnya. Satu orang pun tidak boleh ada fatalitas, karena begitu meninggal, korban jiwa tidak balik lagi,” ujarnya.
Menurut Yuli, kecelakaan tersebut menciptakan kerugian bagi banyak pihak, mulai dari keluarga, perusahaan, investor, dan negara.
Dengan demikian, Yuli mengatakan, Kemenaker memiliki program-program spesifik untuk memastikan dan mendampingi setiap smelter untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.
“Jadi kita melakukan pendampingan di beberapa smelter yang ada, terus kita minta laporan secara rutin, kemudian kita berikan dorongan agar mereka menyusun semacam roadmap, program kepatuhan terhadap norma-norma ketenagakerjaan,” ujarnya.
Daftar Kecelakaan Kerja Smelter:
1. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP):
- Jumlah kasus: 25 pada periode 2016—2023
- Korban meninggal: 39 orang
- Korban luka-luka: 82 orang
- Korban pusing dan sesak napas: 40 orang
2. Gunbuster Nickel Industry (GNI):
- Jumlah kasus: 10 pada periode 2020—2023
- Korban meninggal: 8 orang
- Korban luka-luka: 3 orang
3. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI):
- Jumlah kasus: 9 pada periode 2015—2022
- Korban meninggal: 7 orang
- Korban luka-luka: N/A
4. PT Wedabay Industrial Park (IWIP):
- Jumlah kasus: 9 pada periode 2021—2022
- Korban meninggal: 4 orang
- Korban luka-luka: 18 orang
5. Huadi NickelAlloy Indonesia (HDNI):
- Jumlah kasus: 6 pada periode 2020—2023
- Korban meninggal: 3 orang
- Korban luka-luka: 3 orang
-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi dan Dovana Hasiana
(wdh)
































