Sebagai catatan, secara kumulatif, inflasi sejak awal tahun hingga Mei diperkirakan baru mencapai 1,29% (year-to-date/ytd), relatif rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam konteks kebijakan moneter, Josua mengatakan, kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa inflasi akan tetap berada dalam rentang target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5%–3,5% hingga akhir tahun. Bahkan, deflasi lanjutan berpotensi berlanjut pada Juni hingga Agustus karena pemberian diskon tarif listrik oleh pemerintah, yang secara historis mampu menekan laju inflasi bulanan.
Namun, efek ini diperkirakan bersifat sementara, karena pada paruh kedua tahun ini inflasi diprediksi kembali naik seiring normalisasi kebijakan dan permintaan domestik yang membaik. Dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut, Josua mengatakan, inflasi akhir tahun 2025 diperkirakan berada pada kisaran 2,33%, masih dalam target BI tetapi naik dari capaian 1,57% pada akhir 2024.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia (Persero) Tbk David Sumual memproyeksikan deflasi -0,1% (mtm) dan inflasi 1,87% (yoy) pada Mei 2025. Sementara, inflasi inti diproyeksikan 0,18% (mtm) dan 2,51% (yoy).
David mengatakan inflasi melambat disebabkan terutama oleh turunnya harga bahan pangan, terutama bawang merah dan cabai merah, dengan sebagian bahan pangan lain cenderung stagnan.
"Inflasi inti sedikit mengalami akselerasi karena harga emas masih tinggi, inflasi pakaian meningkat, dan administered price melambat mengikuti harga Pertamax yang sedikit turun," ujar David kepada Bloomberg Technoz.
David memproyeksikan, Indonesia akan mengalami inflasi yang rendah bahkan kemungkinan deflasi pada Juni 2025. Hal ini sejalan dengan kebijakan stimulus pemerintah seperti diskon tarif listrik, tol, kereta, pesawat, kapal laut dan sebagainya.
Sementara, Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang mengatakan, inflasi Indonesia pada Mei 2025 diperkirakan tetap terkendali pada level 0,02% (mtm) dan 2% (yoy). Hal ini dinilai mencerminkan stabilitas harga pasca-Idulfitri serta kuatnya pasokan pangan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng. "Kenaikan terbatas pada harga daging ayam dan telur jelang Iduladha belum memberikan tekanan besar karena distribusi terjaga," ujar Hosianna kepada Bloomberg Technoz.
Dari sisi administered prices, terdapat penyesuaian tarif air PAM dan listrik nonsubsidi di sejumlah daerah, serta penyesuaian tarif transportasi antarkota dan udara menjelang musim liburan sekolah. Meskipun kontribusinya kecil secara bulanan, dinamika ini mulai memberi tekanan ke arah inflasi tahunan, terutama pada sektor utilitas dan jasa.
Sementara itu, inflasi inti diperkirakan pada level 2.51% (yoy) pada Mei 2025 sejalan dengan efek lanjutan dari penyesuaian pajak pertambahan nilai (PPN) 12% dan kecenderungan peningkatan harga di sektor pendidikan, jasa kesehatan, serta perhotelan. Harga perhiasan emas juga turut menambah tekanan ringan terhadap kelompok barang tahan lama, menyusul harga emas domestik yang masih tinggi, di tengah harga global yang tinggi dan nilai tukar rupiah yang masih terdepresiasi.
"Secara keseluruhan, inflasi tetap dalam batas target Bank Indonesia, tetapi tekanan dari sisi harga jasa dan tarif publik perlu dicermati ke depan, terutama jika tren penyesuaian berlanjut pada paruh kedua 2025," ujarnya.
(dov/wep)






























