Logo Bloomberg Technoz

Di sisi lain, peningkatan produksi batu bara dalam negeri di China juga ikut memberikan dampak terhadap tren harga tersebut. 

Analisis Teknikal dengan SMA Harga Batu Bara Rabu 28 Mei 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Mengacu Bloomberg, harga kontrak aktif batu bara di Newcastle, pada Selasa (27/5/2025) ditutup menguat 0,54% di level US$111,1 per metrik ton. Level harga tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak 2 April atau hampir dua bulan terakhir.

Laju kenaikan harga batu bara dalam tiga hari beruntun sudah mencapai 5,72%. Namun, harga batu bara masih mencatat pelemahan 16% secara year to date (ytd). Dalam 12 bulan terakhir, harga batu bara sudah minus 25% berdasarkan data Bloomberg.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor batu bara pada Maret 2025 sebesar US$1,97 miliar, anjlok sebesar 5,54% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Nilai ekspor batu bara turun 5,54% secara bulanan dan turun 23,14% secara tahunan," papar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (21/4/2025).

Komoditas dengan kode HS 2701 itu memberikan pangsa sebesar 9,03% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 senilai 30,01%.  Tiga besar negara tujuan ekspor Indonesia adalah China, Amerika Serikat (AS), dan India.

Permintaan China

Dalam perkembangan lain, China Shenhua Energy Co, produsen batu bara terbesar di China, melaporkan penurunan laba dan menghentikan pembelian batu bara asing karena persediaan yang tinggi.

Sementara itu, Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China atau China Coal Transportation and Distribution (CCTD) pada Januari tahun ini pernah melaporkan proyeksi produksi batu bara Negeri Panda akan naik 1,5% year on year (yoy) pada 2025 menjadi 4,82 miliar ton.

Pada 2024, realisasi produksi batu bara China naik 0,8% yoy menjadi 4,75 miliar ton. Adapun, impor batu bara China pada tahun ini diestimasikan turun 1,9% yoy menjadi 525 juta ton, setelah meroket 13% yoy pada 2024 menjadi 535 juta ton.

Harga acuan batu bara termal domestik China diperkirakan merosot ke 630—730 yuan/ton pada kuartal II-2025 karena tekanan persediaan.

Permintaan domestik batu bara raksasa Asia Timur tersebut diramal tumbuh 1% yoy tahun ini, ditopang oleh sektor kelistrikan dan kimia, sedangkan konsumsi dari industri konstruksi dan logam diramal terus menurun.

(mfd/wdh)

No more pages