Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Jabarkan Dampak Subisidi Upah & Diskon Listrik

Dovana Hasiana
24 May 2025 20:00

Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di industri rumahan di kawasan Duren Tiga, Senin (28/4/2025. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di industri rumahan di kawasan Duren Tiga, Senin (28/4/2025. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai insentif ekonomi yang digelontorkan pemerintah mulai 5 Juni 2025 memiliki potensi untuk menjaga target pertumbuhan sebesar 5,2% sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, sepanjang dilaksanakan secara efektif dan menyentuh sektor strategis.

"Insentif seperti subsidi upah dan bansos akan memperkuat permintaan domestik, sementara diskon tarif [diskon listrik] dan penurunan biaya produksi akan meningkatkan sisi penawaran. Dengan bauran kebijakan yang tepat dan respons cepat, target pertumbuhan ekonomi yang moderat tersebut dapat terjaga meskipun tekanan eksternal masih berlangsung," ujar Syafruddin kepada Bloomberg Technoz, Sabtu (24/5/2025).

Pemerintah diketahui telah merancang insentif di sektor konsumsi, energi, transportasi, dan ketenagakerjaan, yang dapat menjaga daya beli masyarakat dan mendorong produktivitas usaha. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi APBN, konsumsi rumah tangga perlu tumbuh di atas 5% dan belanja pemerintah harus tetap ekspansif. 

Syafruddin mengatakan, pemerintah dapat mengantisipasi laju pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 berada di kisaran 5,1% hingga 5,3% apabila implementasi insentif berjalan sesuai jadwal mulai Juni.

Menurutnya, sektor konsumsi akan menunjukkan pemulihan signifikan karena insentif langsung seperti penebalan bantuan sosial, subsidi listrik, dan diskon tarif transportasi, akan segera dirasakan oleh masyarakat.