Mengubah Wajah Profesi Kurator di Indonesia
Redaksi
21 August 2025 13:49
Bloomberg Technoz, Jakarta - Profesi kurator di Indonesia sering kali dikaitkan dengan kepailitan perusahaan, namun sesungguhnya perannya jauh lebih strategis bagi keberlangsungan dunia usaha. Dalam Special Interview Bloomberg Technoz bersama host Maria Sarjana, dua sosok yang kini mencalonkan diri sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI) periode 2025–2028, Martin Patrick Nagel dan Harvardy Muhammad Iqbal, menegaskan pentingnya kurator sebagai mitra dunia usaha, bukan ancaman.
Baca Juga
Menurut keduanya, kurator berperan memastikan proses restrukturisasi hingga penyelesaian utang berjalan adil dan sesuai hukum. Lebih jauh, kurator juga bisa menjadi penopang stabilitas ekonomi nasional karena setiap penyelesaian kepailitan berdampak langsung pada kreditur, perbankan, hingga tenaga kerja. “Profesi ini harus dipandang sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar simbol kegagalan usaha,” tegas Martin.
Dalam visinya, Martin dan Harvardy ingin membawa AKPI ke level yang lebih inklusif, profesional, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Program unggulan yang mereka tawarkan mencakup pendidikan berkelanjutan gratis bagi seluruh anggota, perlindungan hukum bagi anggota, penerapan digitalisasi organisasi melalui aplikasi kurator, serta standarisasi kerja profesi untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik. Harvardy menambahkan, “Organisasi harus menjadi garda depan menjaga marwah profesi kurator dengan etika dan pengawasan yang ketat.”
Profesi sebagai kurator memiliki tanggung jawab besar sebagai perpanjangan tangan pengadilan. Baik Martin maupun Harvardy sama-sama optimis bahwa dengan meluruskan stigma yang ada, masa depan profesi ini akan semakin cerah. Dengan program konkret dan visi transformasi, keduanya bertekad mengubah wajah kurator Indonesia menjadi profesi yang dihormati, relevan di era digital, serta berkontribusi nyata terhadap iklim bisnis nasional.
Simak wawancara lengkapnya bersama Maria Sarjana hanya di Special Interview Bloomberg Technoz.
(red)

























