Saling Berpacu
Nanang mengatakan para big oil global tengah saling beradu untuk mempertebal portofolionya di aset-aset hulu migas raksasa.
Untuk itu, mereka juga tengah getol mencari sumber-sumber potensial di Afrika, Timur Tengah, Amerika Utara dan Selatan.
“Jadi kalau prospeknya kecil, ya mereka akan kalah dengan portofolionya di negara lain. Makanya, mereka mencoba mencari di mana nih kira-kira bisa mendapatkan giant discovery. Itu yang mereka sekarang lagi lakukan,” kata Nanang.
Bagaimanapun, Nanang belum mengetahui secara spesifik WK migas mana yang sedang diincar Chevron dan Shell. Sebelumnya, TotalEnergies sudah dikabarkan melirik 25% hak partisipasi di Blok Bobara garapan Petronas.
Berbeda dengan Total, kata Nanang, Chevron dan Shell baru menunjukkan intensinya untuk kembali mencair peluang di hulu migas Indonesia. Niatan tersebut pun baru saja disampaikan ke pemerintah pada tahun ini.
“Belum, belum. Tapi tadi, sudah saya jelaskan bahwa semua area yang ditawarkan itu sudah melalui studi ya, karena kita juga punya tim yang dibentuk oleh Kepmen di Indonesia Timur dan Barat. Nah, itu mudah-mudahan dari studi-studi itu mereka tertarik, karena kita sudah sampai istilahnya agak detail lah.”
Nanang sebelumnya pertama kali mengonfirmasi kepada Bloomberg Technoz ihwal niatan Shell untuk kembali masuk ke sektor hulu migas Indonesia, setelah sebelumnya hengkang dari Blok Masela.
Nanang membenarkan rencana Shell itu telah disampaikan ke Tim Eksplorasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Dia menyebut raksasa energi Inggris itu saat ini tengah memasuki tahap evaluasi minat area bersama tim SKK Migas.
Bloomberg Technoz awal bulan ini juga melaporkan TotalEnergies berniat kembali berinvestasi di sisi hulu migas Indonesia, setelah pada 2018 sempat hengkang di Blok Mahakam.
Raksasa migas Prancis itu dikabarkan tengah menjajaki peluang akuisisi (farm in) 25% hak partisipasi blok migas eksplorasi Bobara, yang kini tengah dioperasikan oleh Petroliam Nasional Berhad atau Petronas Bhd.
Dua sumber Bloomberg Technoz yang mengetahui proses farm in tersebut menyebutkan, penjajakan akuisisi bagian hak partisipasi itu turut dilakukan TotalEnergies bersama dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Tidak hanya Total dan Shell, Chevron juga terkonfirmasi ingin kembali masuk dan mengelola aset hulu migas di Indonesia setelah berpengalaman mengelola Blok Rokan.
Kabar tersebut juga diamini oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, yang menyebut raksasa migas Amerika Serikat (AS) itu mengincar salah satu dari 30 wilayah kerja (WK) migas yang akan dilelang kementerian tahun ini.
"Salah satu pemain global [yang ikut lelang tersebut] adalah Chevron. Iya, mungkin mereka juga akan kembali, karena mereka juga cukup lama [beroperasi di Indonesia sebelumnya] dan juga punya pengalaman cukup di bidang hulu migas,” kata Yuliot, Jumat pekan lalu.
(wdh)