Hal itu kemungkinan dipengaruhi oleh efek bersambung dari Lebaran lalu ketika sebagian masyarakat, terutama kelas menengah dan atas, masih menikmati sisa pendapatan ekstra termasuk dari Tunjangan Hari Raya, yang juga mendorong pembelian durable goods lebih banyak.
Sementara pada kelas konsumen bawah situasinya tidak sama di mana kelompok ini justru mencatat penurunan indeks pembelian barang tahan lama, sejurus dengan alokasi pendapatan untuk konsumsi yang berkurang.
Akan tetapi, perbaikan keyakinan konsumen mungkin masih rentan ke depan terutama bila melihat optimisme yang masih minim memandang kondisi ekonomi ke depan.

Kurangnya keyakinan akan perbaikan masalah ketersediaan lapangan kerja serta perbaikan kondisi kegiatan usaha, menggerus ekspektasi konsumen walau pada saat yang sama ada optimisme akan kondisi penghasilan yang membaik.
Tercatat, hanya kelas konsumen dengan pengeluaran Rp2,1 juta hingga Rp3 juta saja yang mencatat kenaikan indeks dalam memandang prospek ekonomi ke depan. Selebihnya, mencatat penurunan akibat minimnya keyakinan terhadap kondisi penghasilan ke depan, ketersediaan lapangan kerja juga kegiatan usaha.
Kategori | Indeks per April 2025 | Perubahan |
Indeks Keyakinan Konsumen | 121,7 | +0,6 |
Indeks Ekonomi Saat Ini | 113,7 | +3,1 |
- Indeks Penghasilan Saat Ini | 125,4 | +4,1 |
- Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja | 101,6 | +1,3 |
- Indeks Pembelian Barang Tahan Lama | 113,9 | +3,7 |
Indeks Ekspektasi Konsumen | 129,8 | -1,9 |
- Indeks Ekspektasi Penghasilan | 137,5 | +0,5 |
- Indeks Ekspektasi Lapangan Kerja | 123,5 | -2,4 |
- Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha | 128,5 | -3,7 |
Proporsi Pengeluaran Konsumen | ||
- Konsumsi | 74,8 | -0,5 |
- Cicilan Pinjaman | 10,5 | -0,3 |
- Tabungan | 14,8 | +1,0 |
Sumber: Bank Indonesia
Berikut ini penjelasan lebih terperinci hasil Survei Konsumen bulan April seperti disarikan dari publikasi Bank Indonesia hari ini:
Kondisi Ekonomi
Indeks kondisi ekonomi saat ini mengukur pandangan masyarakat konsumen terhadap kondisi perekonomian Indonesia dibanding enam bulan lalu.
Pada April 2025, indeks ini naik 3,1 poin ke level tertinggi sejak Februari lalu. Kenaikan indeks terutama karena komponen di dalamnya, yaitu Indeks Penghasilan Saat ini, lalu Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja serta Indeks Pembelian Barang Tahan Lama, kompak meningkat pada April.
Berdasarkan besar pengeluaran, hampir semua kelompok konsumen mencatat kenaikan Indeks Ekonomi Saat ini.
Hanya kelas konsumen dengan pengeluaran terbawah, antara Rp1 juta sampai Rp2 juta saja yang mencatat penurunan indeks hingga menyentuh level terendah sejak September 2023.
Sementara kenaikan indeks terbesar dicatat oleh kelompok pengeluaran Rp4,1 juta hingga Rp5 juta, di mana angkanya menyentuh level tertinggi sejak Januari lalu.
Kondisi Penghasilan
Indeks Penghasilan Saat Ini menggambarkan kondisi penghasilan masyarakat saat ini dibanding enam bulan lalu.
Berdasarkan hasil survei, indeks tersebut meningkat di semua kelompok pengeluaran. Indeks pada April mencatat kenaikan cukup banyak, hingga 4,1 poin menyentuh level tertinggi sejak Mei 2023 silam.
Kenaikan indeks tertinggi dicatat oleh kelompok pengeluaran Rp4,1 juta hingga Rp5 juta sebanyak 7,1 poin. Sedangkan kenaikan terendah oleh kelas pengeluaran terendah Rp1 juta-Rp2 juta, yang cuma 1,3 poin.
Namun, walau mencatat perbaikan kondisi penghasilan saat ini, mayoritas konsumen tidak terlalu optimistis dengan perbaikan penghasilan ke depan.

Indeks Ekspektasi Penghasilan tercatat turun pada kelompok pengeluaran menengah atas yaitu dari Rp3,1 juta hingga pengeluaran di atas Rp5 juta per kepala per bulan.
Penurunan ekspektasi terbesar dicatat kelompok menengah yaitu hingga 4,1 poin menyentuh level terlemah sejak Januari 2024.
Sementara kelas pengeluaran di bawah Rp3 juta masih optimistis akan ada perbaikan kondisi penghasilan ke depan.
Ketersediaan Lapangan Kerja
Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja memotret persepsi masyarakat akan ketersediaan pekerjaan saat ini. Pada April, indeks ini yang sebelumnya mencatat penurunan beruntun selama tiga bulan beruntun, naik tipis 1,3 poin ke level 101,6, tertinggi dua bulan.
Kelompok pengeluaran di atas Rp2 juta hingga maksimal Rp5 juta mencatat kenaikan indeks ini. Sementara kelas pengeluaran terbawah mencatat penurunan indeks terbesar hingga 4,8 poin, bersama konsumen teratas dengan pengeluaran di atas Rp5 juta juga mencatat penurunan tipis 1,5 poin.
Ke depan, kebanyakan konsumen masih cenderung kurang optimistis akan ketersediaan lapangan kerja di Indonesia. Hal itu terindikasi dari Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang turun hingga 2,7 poin pada April, menyentuh level terendah sejak September 2021.
Kelas pengeluaran menengah hingga terbawah, Rp1 juta hingga Rp4 juta, mencatat penurunan indeks, terutama kelas terbawah dengan indeks turun terdalam hingga 9,6 poin ke level terendah sejak Juni 2024.
Sementara kelompok pengeluaran di atas Rp4 juta per orang, masih mencatat kenaikan ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja ke depan.
Pembelian Durable Goods
Indeks Pembelian Barang Tahan Lama pada April tercatat naik 3,7 poin menyentuh level tertinggi sejak April 2024. Indeks ini seringkali dilihat sebagai ukuran daya beli masyarakat karena memotret konsumsi barang nonmakanan.
Kelompok pengeluaran teratas mencatat kenaikan indeks tertinggi bulan lalu, mencapai 7,1 poin. Sedangkan kelompok pengeluaran terbawah tergerus paling dalam sampai 5,4 poin hingga indeks masuk ke zona pesimistis di bawah 100.
Data itu menunjukkan tekanan daya beli lebih besar dialami oleh kelompok penghasilan bawah. Sementara kelas konsumen menengah dan atas relatif masih bertahan saat ini.
Kegiatan Usaha
Hasil survei juga memotret persepsi masyarakat terhadap kegiatan usaha di masa mendatang dibanding saat ini.
Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha pada April juga tergerus hingga 3,7 poin menyentuh level terendah dalam setahun terakhir.
Penurunan indeks ini hampir merata terjadi di semua kelompok pengeluaran, kecuali pengeluaran Rp2,1 juta hingga Rp3 juta.
Penurunan terbesar dicatat oleh konsumen dengan pengeluaran terbesar, di mana indeksnya anjlok sampai 9,3 poin ke level terendah sejak Juli 2024.
Ekspektasi Konsumen
Menyusul penurunan tiga komponen yang jadi penyusunnya, Indeks Ekspektasi Konsumen pada April turun 1,9 poin.
Indeks ini mengukur persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan. Bila negatif, artinya kondisi ekonomi enam bulan mendatang dinilai lebih buruk dibanding saat ini.
Penurunan indeks terbesar dicatat oleh konsumen dengan pengeluaran terbawah, mencapai 4,4 poin. Sementara pengeluaran teratas juga tergerus ekspektasinya sebesar 3,1 poin.
Konsumsi, Utang, dan Tabungan
Melihat perkembangan proporsi pengeluaran, hasil survei menangkap bahwa alokasi pendapatan yang digunakan orang Indonesia untuk konsumsi turun sedikit pada April, sebesar 0,5 poin persentase menjadi 74,8%.
Penurunan alokasi pendapatan untuk konsumsi yang terbesar dicatat oleh kelas pengeluaran Rp3,1 juta sampai Rp4 juta. Sedangkan kelas pengeluaran di atasnya masih meningkat alokasinya untuk konsumsi.

Adapun rasio tabungan pada April, meningkat satu poin persentase jadi 14,8%. Kenaikan terutama dicatat oleh kelas konsumen menengah dengan pengeluaran antara Rp3,1 juta sampai Rp4 juta.
Hal ini mungkin menjelaskan bahwa pada kelompok tersebut ada kecenderungan berhemat dan mengalihkannya lebih besar untuk tabungan.
Sementara rasio utang pada April tercatat turun tipis 0,3 poin persentase menjadi 10,5%. Hampir semua kelas konsumen mencatat penurunan, terkecuali konsumen terbawah yang mencatat kenaikan rasio utang sebesar 0,8 poin persentase jadi 7,9%.
(rui/aji)