Volume jasa regasifikasi PGN tercatat meningkat, yakni melalui FSRU Lampung sebesar 109 BBTUD, LNG Arun 128 BBTUD, dan FSRU Jawa Barat mencapai 294 BBTUD. Langkah ini bertujuan menjaga kesinambungan pasokan energi untuk sektor kelistrikan dan pelanggan industri non-HGBT lainnya.
PGN juga mencatat kontribusi dari segmen lain seperti transportasi minyak sebesar 171.943 BOEPD, lifting migas 16.461 BOEPD, serta perdagangan LNG internasional sebanyak 68 BBTUD.
Dari sisi keuangan, PGN membukukan pendapatan sebesar USD 967 juta, naik 2% dibandingkan kuartal I 2024. EBITDA tercatat sebesar USD 205 juta, dan laba bersih mencapai USD 62 juta.
“Kami menyikapi volatilitas pasar dengan mempercepat proyek strategis dan menjaga kelancaran operasional agar manfaat gas bumi tetap berdampak luas bagi ekonomi nasional,” jelas Fajriyah.
PGN juga mendapat mandat sebagai pemegang Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) Gas Bumi di Kota Batam dari BPH Migas. Penunjukan ini membuka potensi pengembangan sekitar 16.000 sambungan rumah tangga, industri, dan komersial hingga 2027.
“Kami menjalankan investasi strategis secara berkelanjutan agar utilisasi gas domestik meningkat dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Fajriyah.
PGN menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat ketahanan energi nasional melalui penjajakan berbagai sumber pasokan gas baru serta penguatan koordinasi dengan Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa momentum ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina terhadap keterbukaan informasi publik. Sebagai bagian dari peringatan Hari Keterbukaan Informasi Nasional, Pertamina memaknai transparansi salah satunya melalui penyampaian kinerja subholding gas Pertamina di kuartal I 2025.
(tim)































