Sri Mulyani Klaim Pelemahan Rupiah Bukan Cermin Fundamental RI
Dovana Hasiana
30 April 2025 14:25

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lebih disebabkan oleh dinamika global, dan hal itu tidak identik dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
Dalam paparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Sri Mulyani menjelaskan rata-rata nilai tukar rupiah dalam tahun berjalan, Januari-Maret 2025, tercatat Rp16.443/US$. Sementara itu, kurs rupiah pada Akhir Maret 2025 tercatat melemah hingga ke level Rp16.829/US$. Padahal, pemerintah menargetkan nilai tukar rupiah kuat di level Rp16.000/US$ dalam asumsi makro APBN 2025.
"Movement (pergerakan) nilai tukar rupiah yang melemah mencerminkan dinamika global dan tidak selalu sama atau identik dengan fondasi fundamental Indonesia," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta Maret 2025, Rabu (30/4/2025).
Bendahara Negara menjelaskan suasana ekonomi global yang mempengaruhi nilai tukar rupiah. Sejak 2024, para investor berharap suku bunga acuan bank sentral AS Federal Reserve menurun, tapi tertahan oleh laju inflasi yang relatif tinggi di Negeri Paman Sam serta pasar tenaga kerja yang masih cukup signifikan.
"Jadi The Fed lebih hati-hati menurunkan suku bunga, dan ini menyebabkan capital flow (aliran modal) ke AS dan menyebabkan DXY (indeks dolar AS) menguat," papar Sri Mulyani.