Logo Bloomberg Technoz

Data ini diperkirakan akan memperkuat kekhawatiran mengenai arah pertumbuhan ekonomi Jepang, terutama di tengah tantangan yang muncul akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat. Tarif impor baja dan aluminium AS sebesar 25% mulai diberlakukan sejak Maret, disusul dengan bea masuk serupa untuk mobil dan tarif dasar 10% untuk semua barang yang mulai berlaku awal bulan ini. Tarif mobil ini sangat berdampak pada jantung industri Jepang, meskipun saat ini Trump dikabarkan akan melonggarkan kebijakan tersebut.

Laporan hari Rabu ini juga memperkuat alasan bagi bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) untuk mempertahankan kebijakan moneternya dalam pertemuan dewan kebijakan yang dijadwalkan Kamis (01/05/2025). Pihak berwenang menyatakan masih membutuhkan waktu untuk menilai dampak penuh dari kebijakan tarif ini, sementara para pengamat BOJ telah menunda perkiraan mereka terkait kenaikan suku bunga berikutnya karena masih belum pastinya arah kebijakan ekonomi global.

Kombinasi tarif dari AS diperkirakan akan berdampak besar pada basis manufaktur Jepang, terutama jika tarif universal sebesar 10% kembali dinaikkan ke tingkat awal 24% yang sebelumnya diumumkan Washington, sebelum akhirnya diberi masa tenggang selama tiga bulan. Atsushi Takeda, kepala ekonom di Itochu Research Institute, memperkirakan langkah ini akan memangkas ekspor Jepang ke AS — yang merupakan tujuan pengiriman terbesar — sebesar 10%, yang berpotensi menekan aktivitas pabrik secara signifikan.

Pertumbuhan ekspor Jepang juga melambat lebih dari perkiraan pada Maret. Pengiriman ke AS hanya naik 3,1% secara nilai, jauh melambat dari pertumbuhan 10,5% pada Februari.

Dampak kampanye tarif Trump juga mulai dirasakan oleh sejumlah perusahaan Jepang. Sekitar 10% dari perusahaan yang disurvei Kementerian Keuangan Jepang bulan ini mengatakan bahwa kebijakan tarif telah memengaruhi bisnis mereka. Canon Inc, misalnya, pekan lalu menurunkan proyeksi laba tahunannya sekitar 10% akibat beban tarif AS dan penguatan yen terhadap dolar.

Tanda-tanda kesulitan di kalangan produsen besar menjadi perhatian serius bagi pejabat keuangan dan pemerintah Jepang. Selama ini, perusahaan-perusahaan besar telah menjadi penentu arah bagi kenaikan upah yang kuat, komponen penting untuk mendorong inflasi yang berkelanjutan.

Meski begitu, beberapa perusahaan Jepang justru mencatatkan keuntungan jangka pendek dari kebijakan tarif ini. Penjualan Toyota Motor Corp di Amerika Utara naik 7% pada Maret, terdorong oleh lonjakan pembelian mobil menjelang pemberlakuan tarif. Namun, efek positif ini diperkirakan hanya bersifat sementara dan akan mulai mereda pada bulan ini.

(bbn)

No more pages