Logo Bloomberg Technoz

Wacana Impor LPG AS demi Hindari Tarif Trump: APBN Rawan Bengkak

Mis Fransiska Dewi
26 April 2025 17:00

Truk tangki PT Pertamina di depo gas LPG milik perseroan di kawasan Tanjung Priok, Jakarta./Bloomberg-Dimas Ardian
Truk tangki PT Pertamina di depo gas LPG milik perseroan di kawasan Tanjung Priok, Jakarta./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Rencana Indonesia merealokasi impor gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG) ke Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan dapat makin menambah beban anggaran negara untuk impor migas dan subsidi energi.

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan harga LPG AS saat ini cenderung naik lantaran biaya produksi yang makin mahal di tengah eskalasi perang tarif dengan China.

Moshe menjelaskan, proses produksi LPG tidak hanya sekadar diekstrasi dari perut bumi, seperti halnya gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), tetapi harus melalui proses pengolahan di kilang.

“Saya bilang cukup signifikan biaya produksi [LPG] Amerika itu, karena masalah tarif ini. Kalau [gas] dari dalam tanah, biaya produksinya tidak terlalu berpengaruh, tetapi kalau dari sisi kilang, ini biaya produksinya cukup berpengaruh, karena biaya operasional dengan adanya tarif itu akan makin mahal,” terang Moshe, dihubungi Sabtu (26/4/2025).

“Saya belum tahu apakah sudah ada quote penawaran harga dari Amerika atau belum, tetapi kemungkinan besar akan ada dampak kepada APBN.”

Dok. PT Pertamina International Shipping (PIS)