Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan pengemudi ojek online atau ojol mengaku telah mendapatkan perilaku eksploitasi secara fisik maupun psikologi dari para perusahaan atau aplikator layanan transportasi darat (ride hailing).

Pengakuan dan keluhan tersebut diutarakan kepada Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR-RI dalam rapat dengan pendapat bersama Koalisi Ojok Nasional (KON) di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

"Kita ini sekarang melihat, kita [sedang] dieksploitasi secara fisik. Kita dieksploitasi bukan secara fisik saja, tapi juga secara psikologis," ujar Ketua Dewan Presidium Pusat KON Andi Gustianto dalam rapat tersebut.

Andi lantas mencontohkan saah satu bentuk eksploitasi tersebut dalam berbagai promo yang dilakukan oleh aplikator, meski tetap mengakui itu merupakan proses bisnis.

Namun, kata dia, nasib para ojol hingga saat ini benar-benar belum terlindungi dengan regulasi yang jelas, meski sudah eksis di Indonesia selama kurang lebih 10 tahun. Ini juga membuat para aplikator bertindak semena-mena.