Pada hari kedua kunjungan, rombongan meninjau area Dataran Rendah Timika, seperti Pusat Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati PTFI, Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP), Mimika Sport Complex (MSC), dan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM).
Di kawasan reklamasi, Rahayu menyaksikan langsung transformasi lahan endapan tailing menjadi lahan produktif yang digunakan untuk pertanian, perkebunan, peternakan, hingga perikanan.
"Freeport Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dengan mengelola tailing yang dijadikan lahan produktif melalui berbagai program reklamasinya," terang Rahayu.
Kekaguman Rahayu juga tertuju pada fasilitas pendidikan SATP yang dibangun PTFI untuk anak-anak Papua. "Luar biasa fasilitas pendidikan asrama untuk sekolah dasar dan menengah yang dibangun dan dikelola oleh Freeport ini. Pendidikan yang berkualitas diberikan kepada anak-anak Amungme, Kamoro, dan lima suku kerabat, serta masyarakat Papua lainnya," ujarnya.
Tony menambahkan bahwa PTFI tak hanya fokus pada pendidikan, tapi juga turut membangun masyarakat melalui berbagai program sosial di bidang kesehatan, ekonomi, olahraga, dan infrastruktur.
"Komitmen untuk masyarakat sekitar tentu saja dengan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan yang sangat masif. Sekitar Rp1,5 triliun per tahun untuk program kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur dan sebagainya, akan terus dilanjutkan sampai dengan akhir tambang," kata Tony.
(tim)































