Logo Bloomberg Technoz

Ekonomi Sulit, Program Prioritas Pemerintah Jadi Beban Anggaran 

Dovana Hasiana
17 April 2025 17:00

Seorang ibu menunjukkan makan bergizi gratis (MBG) di Posyandu Anyelir 1, Ciracas, Jumat (10/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Seorang ibu menunjukkan makan bergizi gratis (MBG) di Posyandu Anyelir 1, Ciracas, Jumat (10/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai program prioritas Presiden Prabowo Subianto seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), 3 Juta Rumah hingga Koperasi Desa Merah Putih bersifat prosiklis (procyclical). Padahal saat ini Indonesia membutuhkan kebijakan yang bersifat countercyclical.

Procyclical merujuk pada kebijakan yang ekspansi saat ekonomi sedang berkembang dan kontraksi saat resesi. Sementara itu, countercyclical merujuk pada kebijakan yang ekspansif saat resesi untuk memberi stimulasi pada ekonomi. 

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin melandasi argumentasi tersebut karena alokasi anggaran untuk program-program prioritas tersebut sangat besar dan bersifat jangka panjang pada saat kondisi ekonomi tidak dalam kondisi yang baik. Sementara itu, Indonesia membutuhkan kebijakan yang bersifat countercyclical yang ekspansif pada saat resesi. 

"Kita ini salah jalan, ketika ekonomi sulit, kebijakan pemerintah kita justru procyclical, memperburuk keadaan. Ekonomi sulit, tetapi anggaran alokasi program besar dan berjangka panjang. Ini pemutusan hubungan kerja [PHK] pasti melejit dan daya beli turun," ujar Wijayanto dalam agenda diskusi publik di Universitas Paramadina, Kamis (17/4/2025). 

Sekadar catatan, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran Rp71 triliun untuk program MBG pada APBN 2025. Bahkan, pemerintah menyiapkan alokasi anggaran tambahan sebesar Rp100 triliun, sehingga akumulasi total menjadi Rp171 triliun. Sementara, pembiayaan perumahan adalah Rp35 triliun dalam APBN 2025. Kemudian, program 80.000 Koperasi Desa Merah Putih membutuhkan Rp400 triliun, yang salah satunya berasal dari APBN.