Sementara itu, Trump mendesak China untuk menghubunginya guna memulai negosiasi setelah negara tersebut memerintahkan maskapai penerbangannya untuk tidak menerima pengiriman lebih lanjut dari pesawat Boeing Co.
Perkembangan terakhir itu secara khusus “menegaskan bahwa perang dagang juga merugikan eksportir kita,” kata Kevin Gordon, kepala strategi investasi di Charles Schwab & Co, seraya menambahkan bahwa ekspor menyumbang 11% dari produk domestik bruto.
“Setiap pelemahan permintaan luar negeri akibat tarif yang dikenakan AS juga akan menekan pertumbuhan AS.”
Pembaruan tersebut mengimbangi optimisme singkat setelah pemerintah Kanada mengatakan akan mengizinkan produsen mobil untuk mengimpor sejumlah mobil dan truk buatan AS tanpa tarif, selama perusahaan tersebut tetap memproduksi kendaraan di Kanada.
Gedung Putih juga melanjutkan rencana untuk memberlakukan tarif atas impor semikonduktor dan farmasi dengan memulai penyelidikan perdagangan yang dipimpin oleh Departemen Perdagangan.
Trading Boom
Para investor juga sedang mengevaluasi laporan pendapatan dari perusahaan-perusahaan besar Amerika. Bank of America Corp dan Citigroup Inc melaporkan pendapatan yang melampaui perkiraan karena para trader meraup keuntungan dari pasar yang volatil. Johnson & Johnson mempertahankan proyeksi pendapatannya meskipun Presiden Donald Trump sedang bergerak menuju pemberlakuan tarif terhadap industri farmasi.
Saham-saham AS telah mulai stabil dalam beberapa sesi perdagangan terakhir untuk pertama kalinya sejak Trump memberlakukan tarif besar-besaran terhadap berbagai negara pada awal April, seiring presiden dan para penasihatnya memberikan beberapa pengecualian tarif terhadap produk teknologi konsumen dan suku cadang mobil.
Namun, Wall Street tetap skeptis bahwa ketenangan ini akan bertahan lama karena kekhawatiran masih ada bahwa kebijakan perdagangan dapat menyeret ekonomi ke jurang resesi dan memicu kembali inflasi.
“Saya tidak akan terkejut jika kita menguji kembali titik terendah, tapi saya juga tidak akan terkejut jika kita memang sudah menyentuh titik terendah,” kata Gina Bolvin, presiden Bolvin Wealth Management Group Inc. “Ini seperti lempar koin.”
Sentimen investor terhadap prospek ekonomi saat ini merupakan yang paling pesimistis dalam 30 tahun terakhir, menurut survei dari Bank of America Corp, namun sikap negatif tersebut belum sepenuhnya tercermin dalam alokasi aset, yang membuka kemungkinan penurunan lebih lanjut bagi saham-saham AS.
Manajer dana “sangat bearish terhadap kondisi makro, tapi belum sepenuhnya bearish terhadap pasar,” tulis para strategi BofA yang dipimpin oleh Michael Hartnett dalam sebuah catatan kepada klien, seraya menambahkan bahwa “puncak ketakutan” belum tercapai.
Saat para trader bersiap menghadapi gelombang tajuk berita tarif berikutnya, salah satu sudut pasar opsi memberikan petunjuk seberapa ekstrem volatilitas bisa terjadi. Ukuran volatilitas saham harian (one-day equities volatility) melampaui Indeks Volatilitas Cboe (VIX) — yang lebih banyak diperhatikan namun tidak memperhitungkan opsi nol-hari (zero-day options) — untuk periode terpanjang sejak ledakan popularitas jenis derivatif ini dimulai pada 2022.
S&P 500 mengalami kenaikan minggu lalu tetapi masih turun sekitar 8% pada tahun 2025. Indeks acuan ini menutup perdagangan pada hari Selasa setelah mengalami penurunan 15% di tahun 2025, sebelum berbalik arah pada hari Kamis ketika Trump mengumumkan penundaan 90 hari untuk banyak tarif yang diberlakukannya.
(bbn)
