Logo Bloomberg Technoz

Sampai pada 2012, HITS fokus pada Restrukturisasi bisnis, termasuk restrukturisasi organisasi. HITS berubah dari Operating Holding menjadi Investment Holding. HITS didukung oleh dua anak Perusahaan, yaitu PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) dan PT Humpuss Maritim Internasional (HUMI) yang sebelumnya bernama PT Misi Hutama Internasional yang berdiri sejak tahun 2016.

HUMI dan anak perusahaan menyediakan layanan distribusi dan infrastuktur energi termasuk ekosistem pelabuhan dan maritim.

Pada 2019 HITS bertransformasi tak hanya perusahaan pengangkutan, tapi menjadi perusahaan distribusi energi. Salah satu anak usaha HITS, PT GTS Internasional Tbk. telah Go Public pada tanggal 8 September 2021, sahamnya tercatat di BEI dengan kode GTSI.

Sementara HUMI selain perusahaan transportasi energi, HUMI juga merupakan perusahaan yang memberikan layanan kemaritiman terpadu.

Tommy Soeharto tercatat sebagai pemegang 10,4% saham HITS secara langsung. Sedangkan 45,52% saham dipegang oleh PT Humpuss yang juga merupakan entitas perusahaan milik Tommy Soeharto. 

Selain itu, ada PT Menara Cakra Buana yang memegang saham HITS sebanyak 32,8%. Selebihnya dipegang oleh masyarakat sebanyak 11,23%.

Dalam pengumuman yang disampaikan dalam keterbukaan informasi, perseroan menyampaikan akan mengubah status perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup.

“Direksi perseroan dengan ini memberitahukan kepada para pemegang saham perseroan mengenai rencana Go Private dan Delisting Perseroan. Sesuai kebijakan yang berlaku, perusahaan terbuka yang ingin melakukan rencana go private dan delisting perlu memenuhi kewajiban yang tercantum dalam POJK 45/2024,” tulis Direktur Utama HITS Setiawan T Widjojo, dalam prospektus, Jumat (11/4/2025).

Perusahaan kemudian akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 21 Mei 2025 untuk mendapatkan persetujuan untuk delisting dan go private perusahaan.

Dalam rencana go private dan delisting yang disetujui dalam RUPSLB Independen, suatu penawaran untuk membeli saham yang dimiliki pemegang saham publik akan dilakukan melalui penawaran tender sukarela oleh PT Joyo Agung Permata (JAP).

Harga penawaran yang akan ditawarkan oleh JAP kepada para pemegang saham akan menggunakan formula yang ditetapkan dalam Pasal 36 POJK No 45/2024, dimana harga penawaran akan lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir.

Rencana delisting dan go private HITS dikarenakan adanya rencana perubahan strategi bisnis dalam grup perusahaan, sehingga kegiatan usaha utama grup perusahaan sebagian besar akan ditopang oleh PT Humpuss Maritim International Tbk, anak usaha HITS.

“Oleh karenanya, Perseroan tidak lagi memerlukan pendanaan (capital raising) dari pasar modal dan belum memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tersebut di masa depan,” tulisnya.

Selain itu, perusahaan kini ingin lebih fokus pada pengelolaan portofolio investasi dan aset tanpa tekanan volatilitas harga saham atau publik. Adapun perusahaan bermaksud untuk lebih memiliki fleksibilitas dalam menjalankan kegiatan usaha, termasuk dalam upaya melakukan efisiensi dalam melakukan pengembangan bisnis, serta restrukturisasi usaha.

“Mengingat dan dengan mempertimbangkan cash flow yang dimiliki perseroan, perseroan tidak lagi dapat memberikan dividen kepada pemegang sahamnya,” lanjutnya.

Terkait dengan rencana delisting dan go private HITS, perusahaan mula nya mengajukan permintaan kepada BEI untuk melakukan penghentian sementara atau suspensi saham HITS pada akhir bulan lalu (26/3/2025). Selain itu, BEI memberikan peringatan UMA kepada HITS akibat penurunan saham di luar kebiasaan pada satu hari sebelumnya (25/3/2025).

(hps)

No more pages