Sedangkan menurut International Monetary Fund (IMF), inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang dan jasa selama jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
Faktor Penyebab Inflasi di Indonesia
Inflasi tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya inflasi, baik dari sisi permintaan maupun penawaran, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah.
1. Kelebihan Uang Beredar

Jika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia, maka harga-harga akan cenderung naik. Ini sejalan dengan teori kuantitas uang, yang menyatakan bahwa peningkatan jumlah uang menyebabkan peningkatan harga.
2. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation)
Inflasi ini terjadi ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa melebihi kemampuan pasokan. Misalnya, saat menjelang hari raya, permintaan bahan makanan meningkat tajam sehingga harga pun ikut melonjak.
3. Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)
Jenis inflasi ini terjadi karena kenaikan biaya produksi seperti bahan baku, energi, atau upah pekerja. Kenaikan biaya ini membuat produsen menaikkan harga jual untuk menjaga margin keuntungan.
4. Inflasi Impor
Ketika harga barang impor naik, maka produk dalam negeri yang bergantung pada barang tersebut juga akan mengalami kenaikan harga. Ini dikenal sebagai imported inflation.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian dan Kehidupan Masyarakat

Inflasi yang tidak terkendali dapat berdampak negatif bagi perekonomian secara keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa dampak utama inflasi:
1. Melemahnya Daya Beli Masyarakat
Dengan meningkatnya harga, nilai uang menjadi lebih kecil. Uang Rp100.000 yang dulu cukup untuk kebutuhan sepekan, kini hanya cukup untuk beberapa hari. Masyarakat dengan penghasilan tetap akan merasakan dampaknya secara langsung.
2. Suku Bunga Naik
Bank sentral, seperti Bank Indonesia, biasanya akan menaikkan suku bunga acuan untuk menekan inflasi. Namun, ini juga menyebabkan bunga pinjaman naik sehingga masyarakat cenderung mengurangi konsumsi dan investasi.
3. Menurunnya Nilai Tabungan
Inflasi membuat nilai riil dari tabungan berkurang. Jika bunga tabungan lebih kecil dari tingkat inflasi, maka secara tidak langsung uang yang disimpan menjadi “tergerus.”
4. Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi
Meningkatnya biaya hidup dan turunnya konsumsi akan berimbas pada penurunan produksi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi bisa melambat.
5. Risiko Resesi
Tindakan pemerintah dalam mengendalikan inflasi, seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi belanja negara, bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika tidak dikendalikan dengan tepat, hal ini dapat memicu resesi ekonomi.
Jenis-Jenis Inflasi yang Perlu Diketahui

Inflasi diklasifikasikan berdasarkan dua kriteria utama, yaitu tingkat keparahannya dan asal penyebabnya.
A. Berdasarkan Tingkat Keparahan Inflasi
-
Inflasi Ringan
Terjadi ketika laju inflasi di bawah 10% per tahun. Umumnya masih dianggap wajar dan dapat dikendalikan. -
Inflasi Sedang
Laju inflasi antara 10% hingga 30% per tahun. Mulai berdampak pada daya beli masyarakat. -
Inflasi Berat
Berkisar antara 30% hingga 100% per tahun. Kondisi ini mulai mengganggu stabilitas ekonomi. -
Inflasi Sangat Berat (Hiperinflasi)
Terjadi ketika laju inflasi melebihi 100% per tahun. Situasi ini bisa melumpuhkan ekonomi suatu negara secara drastis.
B. Berdasarkan Asal Inflasi
-
Inflasi Domestik (Domestic Inflation)
Disebabkan oleh faktor-faktor dalam negeri seperti kenaikan biaya produksi, peningkatan permintaan, atau kebijakan fiskal yang longgar. -
Inflasi Impor (Imported Inflation) Terjadi akibat kenaikan harga barang dari luar negeri yang diimpor, yang kemudian mempengaruhi harga barang di dalam negeri.
Strategi Mengendalikan Inflasi
Pemerintah dan otoritas moneter memiliki peran penting dalam menjaga inflasi tetap stabil. Beberapa kebijakan yang biasanya dilakukan antara lain:
-
Kebijakan Moneter: Meningkatkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang beredar.
-
Kebijakan Fiskal: Mengurangi pengeluaran pemerintah atau meningkatkan pajak.
-
Kebijakan Non-Moneter: Menstabilkan harga barang pokok melalui subsidi atau operasi pasar.
Inflasi adalah fenomena ekonomi yang kompleks namun tidak bisa dihindari. Selama dalam batas wajar, inflasi bisa menjadi indikator pertumbuhan ekonomi. Namun, jika dibiarkan tanpa pengendalian, inflasi bisa merusak keseimbangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Memahami pengertian, penyebab, dampak, serta jenis-jenis inflasi adalah langkah awal untuk membangun kesadaran ekonomi yang lebih baik. Dengan informasi yang tepat, masyarakat dapat mengambil keputusan finansial yang bijak dan mendukung terciptanya stabilitas ekonomi nasional.
Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-temanmu agar semakin banyak yang memahami pentingnya mengelola inflasi di kehidupan sehari-hari!
(seo)