Sementara itu, kurs tengah BI, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), ditutup melemah 0,56% di level Rp16.943/US$ sore ini.
Di pasar mancanegara alias offshore, rupiah NonDeliverable Forward (NDF) ditutup menguat 0,84% di level Rp16.962/US$ setelah dalam intraday trading ambles ke Rp17.126/US$ pagi tadi.
Bila dibandingkan dengan mata uang Asia lain, performa rupiah pada penutupan memang lebih baik karena tak berubah. Sementara rupee India melemah 0,47%, ringgit 0,14% dan yuan renminbi Tiongkok melemah 0,14% dengan dolar Taiwan juga melemah 0,03%.
Namun, lebih banyak lagi mata uang Asia yang berhasil menguat sore ini. Yen menguat 0,73%, baht juga, bersama yuan offshore 0,62%, lalu dolar Singapura 0,45%, won Korsel juga menguat 0,19% serta dolar Hong Kong 0,14%.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan, BI akan terus melakukan intervensi secara berani di pasar baik domestik maupun mancanegara, di pasar spot, forward juga di pasar SBN, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan kepercayaan pasar.
Destry mengatakan, hampir semua mata uang emerging market tertekan oleh sentimen tarif AS pada sesi perdagangan pagi. Namun, pasar berangsur mencerna implikasi dari tarif tersebut.
Otoritas melihat, fundamental ekonomi RI masih kokoh di mana inflasi terkendali dan komitmen Pemerintah RI menempuh kebijakan fiskal yang berhati-hati, memberikan kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi RI.
Sepanjang hari ini, pergerakaN pasar keuangan domestik sangat volatile. Bukan cuma rupiah yang berfluktuasi cukup tajam. Di pasar saham, harga aset ekuitas juga berayun cukup liar.
IHSG yang dibuka melemah, sempat melesat naik hingga menguat lebih dari 1%. Namun, masuk ke sesi kedua perdagangan, IHSG tertekan dan akhirnya ditutup melemah 0,5% di bawah level 6.000. Bursa di kawasan Asia hari ini memang hampir semuanya terjerembab di zona merah.
Di pasar surat utang RI, tekanan terlihat sudah besar begitu pasar dibuka pagi tadi. Mayoritas tenor SUN mencatat kenaikan imbal hasil di mana SUN dalam denominasi dolar AS (INDON) terpukul lebih hebat.
Melansir data Bloomberg, yield INDON-10Y naik sampai 23 bps kini di 5,525%, disusul oleh tenor 20Y yang naik 32,8 bps dan tenor 30Y yang naik 30 bps menyentuh 6,136% hari ini.
Sementara SUN rupiah (INDOGB) tenor pendek sedikit turun yield-nya 3,4 bps untuk tenor 2Y, bersama tenor 15Y yang turun 3,2 bps.
Namun, INDOGB-5Y yield-nya naik sampai 8,2 bps kini di 6,873% dan tenor 10Y naik 6,9 bps di 7,099%. Intervensi BI berhasil membantu penurunan yield terutama untuk tenor benchmark yang sempat menyentuh 7,174%.
(rui)

































