Logo Bloomberg Technoz

Sejalan dengan apa yang terjadi pada pasar saham kemarin, sejumlah pejabat Indonesia bidang keuangan mengakui keresahan investor global atas kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memukul pasar saham Indonesia. Meski demikian persentasenya masih jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, pengumuman ‘Liberation Day’ Trump pada tanggal 2 April 2025, dengan memperkenalkan tarif yang luas, memicu reaksi balasan dari China. Awalnya mereka berencana membalas dengan mengenakan bea masuk terhadap seluruh impor dari Negeri Paman Sam tersebut.

“Investor portfolio merespons negatif kebijakan RRT [China]. Kita semuanya hari ini adalah hari pertama pembukaan bursa dan kita sudah melihat Indonesia tadi sesi yang kedua di bawah 8%, 7,7%,” sebut Sri Mulyani di Jakarta.

“Kalau kita lihat banyak negara yang indeks harga sahamnya pada tanggal 8 April dibanding 2 April banyak yang koreksinya sangat dalam hingga 14%, bahkan tadi yang Pak Menko [Bidang Ekonomi Airlangga]  menyampaikan beberapa bisa mencapai di atas 25%.”

Senanda, Luhut Binsar Pandjaitan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menyampaikan kondisi ketidakpastian ekonomi masuk dalam perkiraannya. Kondisi global kemudian berimbas pada koreksi dalam di pasar keuangan.

“Namun [level penurunan] masih sejalan dengan yang terjadi di negara-negara lain, karena itu kita tidak perlu ada yang panik dan berlebihan dalam menyikapi hal ini. ini biasa dalam dinamika [pasar saham],” tegas Luhut ditemui dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri.

Sejalan dengan hal tersebut, Luhut lebih lanjut menyatakan, keputusan cepat yang harus dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto guna menyelamatkan pasar saham adalah hal yang tepat.

"Saya sampaikan kepada beliau ini memang keputusan yang harus dibuat, dan kami bangga juga keputusan itu bisa dibuat cepat dalam kondisi seperti ini. Nasdaq [AS] juga turun hampir 2.000 poin sejak diumumkannya [penerapan] tarif 2 April [oleh Trump]. ini saya kira penting, untuk kita refleksi," terangnya. 

Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam paparan menyinggung pergerakan IHSG sejak Selasa siang mulai menunjukkan tren pemulihan, di tengah gejolak ekonomi global dan ketidakpastian pasar keuangan internasional. "Indikator pasar keuangan memang masih fluktuatif. IHSG [juga] masih negatif, namun sudah dalam tren positif," ungkap Airlangga.

Airlangga mengklaim nilai tukar rupiah yang relatif stabil meski menghadapi tekanan dari penguatan dolar AS. Ia menyinggung AS yang menuding sejumlah negara melakukan manipulasi nilai tukar (currency manipulator), dan kerap dijadikan dalih untuk menerapkan hambatan non-tarif. "Nilai tukar rupiah relatif stabil meski ada pelemahan, tetapi dibandingkan negara lain seperti Jepang, kita masih lebih baik," klaimnya.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar di kesempatan berbeda menyampaikan bahwa Forum Dialog Ekonomi yang digagas Presiden Prabowo dapat memberi kepercayaan pasar dan menjaga stabilitas.

Forum yang dihadiri pelaku usaha, investor, dan ekonom, menjadi wadah penyampaian arah kebijakan pemerintah secara menyeluruh dan dinantikan oleh para stakeholder. “Ini menjadi satu kesatuan, semuanya, dalam perspektif yang utuh sehingga bisa dipahami tidak dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Kalau kita melihatnya seakan-akan ini terpisah-pisah,” jelas Mahendra di Bursa Efek Indonesia, Selasa.

Mahendra menambahkan bahwa semakin intensnya keterlibatan dalam forum-forum kabinet dalam beberapa waktu terakhir, mencerminkan adanya perhatian penuh Presiden terhadap isu ekonomi secara menyeluruh.

Komitmen kuat yang ditunjukkan oleh Presiden bersama menteri-menteri teknis bersama tamu undangan dalam forum tersebut telah membangun pemahaman dan optimisme yang dibutuhkan pasar saat ini.

“Sekarang perhatiannya [Presiden Prabowo] lengkap secara menyeluruh terhadap semua elemen yang berkaitan dengan kemajuan dan stabilitas perekonomian nasional dan kemudian ada tambahan lagi isu dengan tarif ini [AS] maka akan semakin tajam perhatiannya,” ucap Mahendra.

Hingga akhir perdagangan kemarin terjadi aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp3,87 triliun pada perdagangan saham di seluruh pasar oleh investor asing, dengan IHSG parkir posisi 5.996,14, 'merah' 7,9%. Level terendah harian pada hari Selasa bahkan tercatat di 5.882,6.

Hari ini potensi IHSG kembali dapat kembali melemah, mengekor capaian bursa di Amerika yang ditutup koreksi tadi malam. "Pasar global dan regional diperkirakan masih akan terkoreksi hingga nanti akan ada deal antara AS dan negara-negara lain," tulis Trimegah Sekuritas Indonesia dalam catatan terbaru, Rabu.

Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump mempertegas sikapnya setelah kebijakan tarif tinggi memicu balasan dari China. Kegelisahan utama pasar adalah apabila tidak ada langkah untuk meredakan ketegangan, maka perekonomian global berisiko jatuh ke jurang resesi.

Terbaru, Perdana Menteri Li Qiang menegaskan bahwa negaranya memiliki banyak perangkat kebijakan untuk "sepenuhnya mengimbangi" guncangan eksternal yang negatif. Yan Qiang maksud tentu salah satunya tertuju pada tarif baru yang disampaikan Trump.

Beijing sangat yakin bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan di negara ini, tambah Li—pejabat nomor 2 China, setelah Presiden Xi Jinping.

Kabar terbaru menyebut Trump bersiap mendorong kebijakan tarif lebih besar, sekitar 104% ke China, membuat aksi balasan Washington-Beijing diprediksi masih akan berlangsung lama. Di sisi lain, AS juga telah menutup ruang negosiasi terhadap China sampai pemerintahan Xi Jinping menghapus kebijakan tarif ke negara Adi Kuasa tersebut.

-Dengan asistensi Whery Enggo Prayogi, Azura Yumna Ramadani dan Sultan Ibnu Affan.

(prc/wep)

No more pages