Harga emas bertahan di level tinggi karena pelaku pasar mencemaskan prospek ekonomi dunia. Ancaman kenaikan tarif bea masuk yang digaungkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat investor khawatir akan memantik Perang Dagang.
Pekan ini, Trump berencana untuk mengenakan tarif bea masuk yang bersifat resiprokal. Tarif akan makin tinggi bagi negara yang menikmati surplus neraca perdagangan dengan Negeri Paman Sam.
“Bapak Presiden akan mengumumkan rencana tarif yang akan membalas praktik dagang tidak adil yang memukul negara ini selama berdekade-dekade. Saatnya untuk menerapkan kebijakan resiprokal, dan saatnya bagi Bapak Presiden untuk membuat perubahan bersejarah yang baik untuk rakyat AS,” tegas Karoline Levitt, Kepala Biro Pers Gedung Putih, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Saat situasi tidak pasti akibat ancaman Perang Dagang. investor pun cenderung mencari aman. Emas memang biasanya menjadi buruan karena sifatnya sebagai aset yang dianggap aman (safe haven asset).
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana dengan prediksi harga emas hari ini? Apakah bisa bangkit atau malah makin terjepit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 75,14.
RSI di atas 50 memang menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Akan tetapi, RSI di atas 70 sekaligus menjadi pertanda sudah jenuh beli (overbought).
Aura overbought kian nyata dengan indikator Stochastic RSI yang sebesar 82,69. Sudah di atas 80, yang artinya jenuh beli.
Oleh karena itu, masih ada risiko harga emas bisa turun lagi. Kenaikan harga yang begitu tinggi tentu butuh konsolidasi sehat.
Cermati pivot point di US$ 3.108/troy ons. Dari situ, harga emas kemungkinan akan menguji target support di kisaran US$ 3.078-3.054/troy ons.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 3.125/troy ons. Jika tertembus, maka bukan tidak mungkin harga emas bisa melesat ke rentang US$ 3.128-3.150/troy ons.
(aji)




























