Bursa Saham Global Akan Penuh Tantangan Efek Tarif Trump - Market

Pesan yang membingungkan dari pemerintahan Trump mengenai tarif baru yang diharapkan diumumkan pada hari Rabu dan bagaimana cara pengumumannya telah membuat para trader bingung, karena mereka berusaha memposisikan diri di sekitar risiko terbesar yang dihadapi pasar dalam beberapa tahun terakhir.

Juru bicara utama Trump mengatakan bahwa pengumuman tersebut akan mencakup tarif “berdasarkan negara,” namun menambahkan bahwa presiden juga “berkomitmen” untuk memberlakukan tarif sektoral di waktu lain.

“Tarif kemungkinan besar akan terus mendorong diskusi pasar,” kata Chris Larkin dari E*Trade di Morgan Stanley.

“Apakah tarif tersebut lebih atau kurang ketat dari yang diharapkan bisa sangat mempengaruhi momentum pasar dalam jangka pendek.”

S&P 500 naik 0,6%. Nasdaq 100 hampir tidak berubah. Dow Jones Industrial Average naik 1%. Tesla Inc. memimpin kerugian di megacaps, sementara Apple Inc. mencatatkan kenaikan.

Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun turun empat basis poin menjadi 4,21%. Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,2%. Emas menembus $3.100 untuk pertama kalinya.

S&P 500 Index - MSCI All Country World Excluding United States Index. (Sumber: Bloomberg)

"Beberapa orang di Wall Street sudah mulai membicarakan bagaimana '2 April' mungkin akan lebih ringan dari yang ditakutkan," kata Jose Torres dari Interactive Brokers.

"Namun yang lainnya khawatir bahwa ekonomi ini tidak dapat menangani ujian tekanan sebesar ini. Bull pasar saham berharap langit cerah ke depan, karena ketidakpastian itu sendiri menjadi hambatan bagi semangat pasar, konsumsi, dan belanja modal."

Sebuah survei yang dilakukan oleh 22V Research menunjukkan bahwa 73% dari investor yang disurvei tidak berpikir bahwa ketidakpastian akan mencapai puncaknya pada hari Rabu.

Di Asia, ada kabar baik untuk ekonomi terbesar kedua di dunia, karena aktivitas pabrik di China berkembang dengan kecepatan tercepat dalam setahun pada bulan Maret. Xing Zhaopeng, kepala strategi China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., menggambarkan data PMI Maret sebagai "campuran".

"Pabrik-pabrik sedang mengurangi stok dengan harga yang lebih murah sementara mereka mengurangi jumlah impor dan persediaan bahan baku," katanya.

"Kami memperkirakan momentum akan sedikit melambat pada kuartal kedua dan dukungan kebijakan diperlukan."

China's Factory Activity Expands in March. (Sumber: National Bureau of Statistics)

Sementara itu, parlemen Jepang meloloskan anggaran awal setelah beberapa revisi, meredakan sebagian tekanan pada Perdana Menteri Shigeru Ishiba saat ia menghadapi berbagai tantangan domestik dan diplomatik.

Kebanyakan ekonom masih tidak memperkirakan AS akan jatuh ke dalam resesi yang sebenarnya dalam tahun depan, tetapi mereka mengatakan peluang terjadinya kontraksi ekonomi telah meningkat. Kekhawatiran lain, menurut para ekonom dan pengamat pasar, adalah risiko bahwa pelambatan pertumbuhan akan terjadi bersamaan dengan percepatan inflasi, sebuah skenario yang dikenal sebagai stagflasi.

Di tengah semua kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari tarif, David Kostin dari Goldman Sachs Group Inc. mengurangi target S&P 500-nya, dan kini memperkirakan indeks acuan akan mengakhiri tahun di sekitar 5.700, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang sebesar 6.200.

“Jika prospek pertumbuhan dan kepercayaan investor semakin memburuk, valuasi bisa turun jauh lebih besar daripada yang kami perkirakan,” tulis Kostin dalam sebuah catatan.

“Kami terus merekomendasikan investor untuk memantau adanya perbaikan dalam prospek pertumbuhan, lebih banyak asimetri dalam harga pasar, atau posisi yang tertekan sebelum mencoba untuk memperdagangkan dasar pasar.”

Beberapa pergerakan utama di pasar:

Saham