Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan pembangunan tambang bawah tanah (underground mine) Kucing Liar di kawasan Grasberg, Papua membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$500 juta (sekitar Rp8,21 triliun) per tahun.

“Untuk pembangunan [tambang] Kucing Liar itu kira-kira kita akan membutuhkan capex atau akan menghabiskan capex sekitar US$500 juta per tahun untuk 7—8 tahun ke depan,” kata Tony dalam rapat bersama Komisi VI DPR, dikutip Jumat (14/3/2025).

Tony menyebut Kucing Liar nantinya akan menjadi tambang keempat yang dioperasikan di kawasan Grasberg, Papua milik Freeport setelah Grasberg Block Cave, Deep Mill Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan.

Tony menambahkan, produksi dari tambang Kucing Liar nantinya akan menggantikan produksi dari DMLZ yang mengalami penurunan.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Target Produksi

Kucing Liar ditargetkan dapat mulai berproduksi pada 2027 dengan potensi menghasilkan 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas per tahun hingga 2041, atau saat habisnya masa berlaku izin usaha pertambangan khusus (IUPK) Freeport saat ini.

"Jadi nantinya, Kucing Liar akan menggantikan DMLZ sehingga produksi bijih kami akan tetap stabil. Diharapkan 240.000 ton bijih per hari," tambahnya.

Hingga saat ini Freeport Indonesia mengandalkan tiga tambang yang dimiliki yakni; Grasberg Block Cave yang menghasilkan sekitar 140.000 ton bijih sehari, DMLZ sekitar 70.000 ton bijih sehari, dan Big Gossan 7.000 ton bijih per hari dengan kadar tembaga yang lebih tinggi.

Adapun, Freeport Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar US$4,1 miliar (sekitar Rp67,32) triliun pada 2024. Secara tahunan, laba Freeport meningkat 28,12% dari 2023 yang senilai US$3,2 miliar. Untuk tahun ini, Tony memproyeksikan penurunan laba ke angka US$3,7 miliar.

"Laba bersih tahun lalu adalah 4,1 miliar dolar. Tahun ini dikira-kirakan 3,7 miliar dolar karena memang tadi angka produksinya mengalami penurunan karena kahar [akibat kebakaran smelter Freeport di Manyar, Gresik, Jawa Timur]," ungkap Tony.

(mfd/wdh)

No more pages