Namun, potensi upside terlihat dari Kualitas Aset yang tetap kuat di Bank Mandiri (BMRI), dengan biaya kredit yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga meningkatkan profitabilitas bank.
Terlebih, pemulihan yang kuat dalam pertumbuhan pendapatan berbasis fee dan pendapatan perdagangan, yang dapat memberikan dorongan tambahan terhadap total pendapatan bank.
JP Morgan juga menyebut dalam riset terbarunya, peningkatan likuiditas sistem perbankan secara signifikan, yang dapat mendorong pertumbuhan kredit lebih tinggi dan memperbaiki Net Interest Margin (NIM) bagi BMRI.
Meski demikian, JP Morgan juga memberikan catatan, pertumbuhan kredit perbankan yang lebih lambat, yang nantinya bisa juga akan berdampak pada pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) dan keseluruhan profitabilitas bank.
Gerak Harga dan Rekomendasi Saham BMRI
Dalam catatan perdagangan BEI, Senin pagi di Sesi I, harga saham BMRI berhasil menguat 280 poin atau setara dengan penguatan 6,09% ke level Rp4.880/saham.
Tren Bullish saham BMRI pagi ini terjadi usai melibatkan sebanyak 110 juta saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp528 miliar. Frekuensi yang terjadi sebanyak 17.264 kali diperjualbelikan.
Secara keseluruhan, sebanyak 33 Analis merekomendasikan Buy, Beli saham BMRI berdasarkan konsensus Bloomberg. Sementara hanya ada empat Analis rekomendasikan Hold, dan tidak ada satupun yang merekomendasikan Sell.
Target harga saham BMRI secara konsensus ada di level Rp6.976/saham untuk 12 bulan ke depan.
Terbaru, Jeffrosenberg Chenlim, Analis Maybank Investment Banking Group memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp6.825/saham. Lebih optimis, Posmarito Pakpahan, Analis UOB KayHian (Equity) memberikan rekomendasi Buy, Beli saham BMRI dengan target harga Rp7.000/saham.
(fad)