Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dua bulan pertama tahun ini, berbagai data penting perekonomian memperlihatkan kondisi ekonomi Indonesia masih terbebani oleh kelesuan daya beli masyarakat.

Daya beli yang masih lesu ditengarai menjadi imbas dari pemburukan kondisi penghasilan mayoritas masyarakat, sebagian merupakan buntut dari maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tahun lalu. 

Pelemahan rupiah di awal tahun ini, sedikit banyak berdampak pada kenaikan harga barang-barang impor meski secara umum inflasi Indeks Harga Konsumen tercatat rendah karena penurunan harga diatur pemerintah (administered price). 

Jelang kedatangan musim perayaan, daya beli masyarakat akan menghadapi tantangan kenaikan harga barang yang mulai merayap. Inflasi yang meningkat ketika penghasilan telah melemahkan konsumsi akibat terbebani pembayaran cicilan utang, berpotensi menjegal prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini. 

Kebijakan pemangkasan anggaran di hampir semua Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Daerah, memicu kekhawatiran akan berimbas panjang pada konsumsi rumah tangga yang sejauh ini belum mampu pulih dari dampak pandemi hampir lima tahun silam.

Penjualan ritel Indonesia lesu di tengah kondisi penghasilan yang memburuk dan inflasi merangkak naik (Riset Bloomberg Technoz)

Situasi domestik yang masih kurang greget mendapat tantangan lebih besar di tengah lanskap global yang kini sudah berada di tengah-tengah perang dagang. Perang tarif negara-negara besar di dunia, bisa mendisrupsi rantai dagang internasional. Memperlambat pertumbuhan dan berdampak jauh pada kesejahteraan warga dunia.

Negara-negara dan pelaku usaha dituntut lebih cerdik mencari jurus agar tetap bertahan. Bila jeli, mungkin bisa mendapatkan peluang di tengah kesempitan.

Sejauh ini, bukan tidak ada harapan sama sekali. Masih ada asa tersisa. Aktivitas manufaktur terlihat mulai menggeliat di awal tahun di mana laju rekrutmen tenaga kerja menyentuh level tercepat dalam 2,5 tahun terakhir.

Bila tren itu berlanjut, ada harapan lapangan kerja bisa lebih luas menyerap tenaga kerja. Pekerjaan yang lebih banyak berarti pendapatan masyarakat bertambah dan bisa memantik efek berganda pada perekonomian.

Sebagai gambaran lebih lengkap, berikut ini rangkuman indikator ekonomi dan pasar keuangan yang penting untuk dicermati demi mendapatkan gambaran utuh kondisi perekonomian Indonesia di awal tahun 2025:

Rupiah Melemah 1,53% 

Rupiah tercatat melemah 1,53% sepanjang tahun ini, menjadi valuta dengan pelemahan terdalam di Asia dalam hitungan year-to-date. Level terendah rupiah terhadap dolar AS tahun ini di pasar spot valas adalah di Rp16.435/US$ yang terjadi 3 Februari lalu.

Dalam hitungan 12 bulan atau 1 tahun terakhir, rupiah sudah kehilangan nilai hingga 4,64%, menjadi mata uang terburuk kedua di Asia setelah won Korea.

Siang ini rupiah bergerak di kisaran Rp16.353/US$. Level Rp16.000-an menjadi kenormalan baru untuk kurs dolar AS di Indonesia.

Pelemahan rupiah menjadi kabar buruk karena dapat berefek panjang pada tekanan inflasi barang impor, beban utang luar negeri swasta maupun pemerintah, kesehatan fiskal, penurunan laba perusahaan, hingga tekanan daya beli rumah tangga.

Cadangan Devisa Rekor

Nilai cadangan devisa RI pada akhir Januari mencapai US$ 156,1 miliar. Angka itu naik US$ 400 juta dibanding posisi akhir tahun dan menjadi nilai cadangan devisa terbesar dalam data yang tercatat sejauh ini.

kenaikan nilai cadangan devisa pada Januari adalah karena pasokan valas segar dari penerbitan global bond Pemerintah RI serta penerimaan pajak dan jasa. 

Bunga Acuan Turun

Bank Indonesia memangkas BI Rate di luar dugaan pasar pada Rapat Dewan Gubernur BI pertengahan Januari sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)

BI juga menegaskan perubahan stance kebijakan menjadi lebih pro pertumbuhan. Untuk pertama kalinya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut kebijakan BI secara eksplisit ditujukan untuk mendukung apa yang disebut "Asta Cita", delapan visi utama Pemerintahan Presiden Prabowo.

"BI mendukung penuh implementasi program-program Pemerintah dalam Asta Cita, delapan visi utama Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, termasuk untuk ketahanan pangan, pembiayaan ekonomi, serta akselerasi ekonomi dan keuangan digital," demikian dinyatakan dalam pernyataan resmi BI yang dibacakan oleh Gubernur Perry.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini juga diturunkan menjadi 4,7%-5,5% dari sebelumnya diproyeksikan di kisaran 4,8%-5,6%.

Inflasi Rendah

Pada Januari, Indonesia mencatat deflasi sebesar -0,76% month-to-month. Ini merupakan deflasi terdalam yang pernah dicatat Badan Pusat Statistik sejak 1998 lalu. Bulan pertama tahun ini juga ditandai dengan inflasi Indeks Harga Konsumen terendah dalam 25 tahun terakhir, yaitu di angka 0,76% year-on-year. Adapun inflasi inti yang lebih stabil, tercatat naik jadi 2,36% year-on-year, tertinggi sejak Juli 2023. 

Inflasi IHK Indonesia pada Januari 2025 menjadi yang terendah sejak Mei 2000 (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Lantas, dengan inflasi inti masih naik kala terjadi deflasi terdalam dalam 27 tahun, apakah itu menandakan permintaan dalam ekonomi masih kuat? Inflasi inti sering disebut sebagai salah satu indikator daya beli karena memuat pergerakan harga yang relatif stabil dan persisten. Penting dicatat, menurut penjelasan BPS, inflasi inti pada Januari yang meningkat adalah terutama karena lonjakan harga emas dan perhiasan yang terus memecahkan rekor di pasar dunia, begitu juga kopi bubuk.

Inflasi rendah tak selalu kabar baik. Inflasi yang turun pada awal tahun lebih karena penurunan komoditas yang harganya diatur pemerintah seperti tarif listrik yang diberikan diskon selama dua bulan.

Dalam perspektif ilmu ekonomi, dikenal sebagai 'Kurva Phillips', memperlihatkan hubungan jangka panjang antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi atau antara inflasi dan pengangguran.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memicu tingkat inflasi jadi tinggi. Serupa, semakin rendah pengangguran maka kian tinggi pula tingkat inflasi.

Ekspektasi Inflasi Naik

Ekspektasi inflasi naik pada Januari dan Februari, dipengaruhi oleh faktor musiman jelang kedatangan Ramadan dan Lebaran. Itu tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum pada Januari dan Februari yang tercatat masing-masing 157,8 dan 160,2. 

Indeks Ekspektasi Harga tercatat naik berturut-turut dalam empat bulan beruntun atau sejak Desember hingga Maret nanti.

Baru pada April dan Mei tekanan harga diperkirakan melandai, sebelum akhirnya diperkirakan kembali naik pada Juni nanti.

Angka 'Pengangguran Terpaksa' Melesat

Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah Pengangguran Terpaksa atau Setengah Pengangguran semakin banyak, berdasarkan data terakhir hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2024.

Setengah penganggur merupakan istilah untuk menyebut penduduk bekerja dengan jam kerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam per minggu) dan masih mencari pekerjaan atau bersedia menerima pekerjaan lain

Tingkat setengah pengangguran pada Agustus 2024 adalah sebesar 8%. Hal ini berarti dari 100 penduduk bekerja terdapat sekitar 8 orang yang termasuk setengah penganggur.

Jumlah setengah penganggur pada 2024 mencapai 11,56 juta orang, naik tajam dibanding setahun sebelumnya yang 'hanya' 9,34 juta orang. Angka 11,56 juta orang itu juga menjadi yang tertinggi sejak Pandemi Covid-19. 

Keyakinan Konsumen Turun

Tingkat keyakinan konsumen turun pada Januari. Penurunan itu terutama karena persepsi masyarakat yang memburuk dalam menilai kondisi ekonomi saat ini. Kondisi ekonomi Indonesia saat ini dianggap lebih buruk oleh para konsumen dibanding enam bulan lalu.

Kondisi yang lebih buruk itu terutama karena penurunan penghasilan dan lapangan kerja yang dirasakan makin sempit. Situasi ekonomi yang buruk mungkin akan berlanjut bila tidak ada perubahan dari sisi ketersediaan lapangan kerja ke depan.

Keyakinan Konsumen turun pada Januari berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (Riset Bloomberg Technoz)

Konsumsi Turun

Kondisi keuangan masyarakat Indonesia juga kurang baik pada Januari. Proporsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) pada Januari, turun ke level terendah sejak Agustus 2024, yaitu menjadi sebesar 73,6%.

Tekanan konsumsi terbesar terjadi pada konsumen dengan pengeluaran menengah yakni Rp3,1 juta-Rp5 juta, yang jatuh ke level terendah sejak November. Bahkan, pada konsumen terbawah dengan pengeluaran Rp1 juta-Rp2 juta, konsumsi mereka tertekan hingga ke level terendah dalam lima bulan terakhir.

Rasio Utang Naik

Survei Konsumen edisi Januari yang dirilis oleh Bank Indonesia juga menunjukkan, rasio utang (debt to income ratio) yakni ukuran nilai pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membayar cicilan utang menyentuh 11,1%.

Angka itu menjadi yang tertinggi sejak Februari 2021, di kala perekonomian diterjang pandemi Covid-19.

Kenaikan rasio utang terjadi merata di semua kelompok pengeluaran. Namun, kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok konsumen dengan pengeluaran menengah yakni antara Rp3,1 juta-Rp4 juta.

Rasio utang kelompok ini mencapai 13,2% pada Januari, menjadi level tertinggi sejak Februari 2020, persis ketika pandemi akan meletus dan mematikan perekonomian di hampir semua negara. Kala itu, rasio utang konsumen kelas ini menyentuh 13,5%.

Tabungan Terkuras

Rasio tabungan (saving to income ratio) tercatat turun menjadi 15,3%, yang merupakan level terendah sejak November tahun lalu.

Kelompok konsumen yang paling banyak mengurangi alokasi tabungan adalah konsumen kelas atas yang memiliki pengeluaran di atas Rp5 juta.

Rasio tabungan kelompok ini jatuh ke level terendah sejak Juli 2024.

Penjualan Ritel

Kinerja penjualan eceran pada Januari diperkirakan terkontraksi alias tumbuh negatif cukup dalam, yakni -4,8% month-to-month (mtm), setelah pada Desember tumbuh 5,9% mtm.

Secara tahunan, penjualan ritel pada Januari diperkirakan hanya tumbuh 0,4% year-on-year (yoy), melambat dibandingkan Desember yang tumbuh 1,8% yoy.

Aktivitas Manufaktur

S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan dalam Purchasing Managers' Index (PMI) di Indonesia untuk periode Januari tercatat 51,9, menandai kenaikan dalam tiga bulan beruntun.

Pekerja di pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman./Bloomberg--Dimas Ardian

Angka itu juga menjadi yang tertinggi sejak Maret 2024 atau dalam 10 bulan terakhir. PMI di atas 50 menandakan aktivitas sedang berada di fase ekspansi, bukan kontraksi.

Produksi dan pemesanan baru (new orders) tercatat kembali meningkat. Para pelaku usaha juga terindikasi menambah tenaga kerja dengan laju tercepat dalam 2,5 tahun terakhir, menurut laporan S&P Global awal bulan ini.

Arus Modal Asing

Arus keluar modal asing dari pasar saham menembus Rp9,11 triliun sampai data perdagangan 12 Februari 2025. IHSG telah ambles 7% sepanjang tahun ini, menjadi salah satu yang terburuk di Asia.

Adapun di pasar surat utang, investor asing mencatat net buy selama Januari sebesar Rp2,53 triliun, tertinggi sejak Juni 2024. Namun, memasuki Februari hingga data transaksi terakhir per 11 Februari, asing masih membukukan net sell sebesar Rp128,73 miliar.

Di instrumen penjaring hot money, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), berdasarkan data terakhir Bank Indonesia sampai 6 Februari lalu, asing membukukan net buy di SRBI sebesar Rp10,44 triliun year-to-date. Posisi itu turun bila dibanding akhir Januari lalu di mana posisi net buy asing di SRBI masih mencapai Rp12,93 triliun.

(rui/aji)

No more pages