Logo Bloomberg Technoz

JLL Sebut Ritel Kelas Menengah-Bawah Tergerus E-Commerce

Merinda Faradianti
13 August 2025 21:00

Pengunjung mal melihat produk mainan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pengunjung mal melihat produk mainan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jones Lang LaSalle (JLL) John Lang LaSalle Indonesia menyebut ritel kelas menengah hingga bawah saat ini tengah menghadapi berbagai  berbagai tantangan di tengah memburuknya kondisi ekonomi masyarakat saat ini. 

Tak cuma soal daya beli, tantangan tersebut datang dari adanya market online yang dengan mudah bisa diakses masyarakat. Menurutnya, dalam meningkatkan okupansi ritel kelas menengah hingga bawah diperlukan penyesuaian target market dan menciptakan pengalaman baru sebagai daya darik.

"Kita dapat pahami sekarang, orang datang ke mal bukan untuk belanja saja. Orang datang ke mal untuk melihat baju atau apapun yang sesuai dengan keinginan dan membelinya di online," kata Yunus saat paparan laporan mengenai Jakarta Property Market Overview Kuartal II tahun 2025, Rabu (13/8/2025). 


"Jadi bagaimana mal ini dapat menarik pengunjung datang, ditambah dengan bagaimana bisa sesuai dengan target market yang dituju. Sesuai dengan targetnya, selama bisa menciptakan experience [pengalaman] ritel, maka akan ada daya tariknya. Secara umum ritel kelas bawah tetap dapat tantangan dari e-commerce," lanjutnya.

Dalam paparannya, Yunus menyebut bahwa sektor ritel secara umum cenderung stabil dari 10 tahun terakhir. Katanya, di tahun 2025 semester I pasokan  ritel jumlahnya cukup moderat cenderung stabil di angka 85%.