Chariman of Working Group Spectrum ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia), Rudi Purwanto justru mempertanyakan urgensi pemerintah yang lebih mengutamakan lelang 1,4 GHZ.
"Dibandingkan frekuensi 700 MHz, 2,6 GHz, atau 26 GHz itu sudah di-developed, eksosistemnya siap, walaupun ada perbedaannya, seperti 700 MHz dan 2,6 GHz lebih matang, sedangkan 26 GHz memang masih terbatas," kata Rudi dalam paparannya di Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
Di sisi lain, Rudi menilai jika lelang pita frekuensi 1,4 GHz dalam juga masih terlalu dini untuk dilakukan lantaran ekosistem teknologi dan perangkat pendukung yang belum siap.
Dia menyebut jika para vendor yang memenangkan lelang akan membutuhkan waktu untuk penyesuaian.
"Baik Base Station dan CPE indoor yang akan digunakan saat ini belum di-support vendor teknologi seperti Huawei, ZTE hingga Ericsson yang juga masih butuh waktu untuk penyesuaian," jelasnya.
Rudi menuturkan, salah satu tantangan utama adalah ketersediaan perangkat yang mendukung pita frekuensi 1,4 GHz ini masih terbatas.
Atas dasar itulah operator berpeluang akan kesulitan membangun jaringan yang optimal. Di samping itu, pita frekuensi 1,4 GHz belum banyak digunakan secara luas di industri telekomunikasi global.
Bahkan, dalam perbandingan alokasi spektrum dengan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia masih tertinggal. Beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina sudah mengalokasikan pita 2,6 GHz, 3,5 GHz, dan 26 GHz untuk layanan seluler.
Komdigi tengah memprioritaskan lelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan Broadband Wireless Access (BWA) alias akses komunikasi data menggunakan spektrum frekuensi radio, untuk memperluas akses internet dengan harga terjangkau.
Sebagai catatan, frekuensi yang akan dilelang oleh Komdigi mulai dari spektrum 1,4 GHz dengan lebar 80 MHz yang disebut untuk kebutuhan internet murah. Frekuensi tersebut ditargetkan menjangkau layanan internet rumah tangga hingga sektor pendidikan.
Adapun target kecepatan layanan internet bagi penyedia BWA yakni 100 Mbps, dengan kisaran harga antara Rp100.000 hingga Rp150.000.
(wep)






























