Babak Baru Perang Dagang 2.0, tapi Rupiah Masih Bisa Menguat
Tim Riset Bloomberg Technoz
05 February 2025 08:00

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang melanjutkan penguatan meski mungkin dalam kisaran terbatas, pada perdagangan hari Rabu, di tengah pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS) pasca data pembukaan lapangan kerja AS menyentuh level terendah tiga bulan.
Data itu, menurunkan tingkat imbal hasil Treasury, surat utang AS, hingga 5 basis poin dan memberi dukungan lebih besar pada bank sentral AS, Federal Reserve, bahwa pasar tenaga kerja di negeri itu kini tak lagi menjadi sumber tekanan inflasi.
Sentimen positif itu, yang bisa memperkuat prospek penurunan bunga acuan The Fed, muncul di tengah genderang perang dagang antara AS versus China yang telah ditabuh. Aksi balasan China dengan mengenakan tarif impor 15% pada AS, membawa Perang Dagang 2.0 itu memasuki babak awal. Pasar dipercaya akan terus bergerak dengan volatilitas yang tajam.
Indeks dolar AS turun hampir 1% kemarin, melenggang lagi di kisaran lebih rendah 107,96. Yield UST 10Y kini di 4,523% dan 2Y di 4,224%.
Pasar masih mengantisipasi kejutan-kejutan lanjutan terkait perang tarif negara-negara besar, meski meyakini aksi berbalas tarif itu sejatinya adalah bagian dari proses negosiasi untuk tujuan lebih besar.