Situasi keamanan di Suriah telah rapuh sejak kejatuhan rezim Assad, di mana negara ini menyaksikan konfrontasi mematikan yang berulang kali terjadi. HTS bertekad akan memulihkan ketertiban dan melindungi semua sekte etnis dan agama. Tugas ini telah diperumit oleh kehadiran berbagai kelompok bersenjata.
HTS mengadakan beberapa pertemuan dengan faksi-faksi pemberontak untuk membujuk mereka agar mau bergabung di bawah naungan Kementerian Pertahanan. Mereka menyebutnya sebagai langkah penting untuk meningkatkan keamanan negara yang dilanda perang tersebut.
Mereka juga telah memaksa personel militer yang bertugas di bawah pimpinan Assad untuk menyerahkan senjata dan peralatan mereka, serta berjanji setia kepada otoritas baru tersebut.
Assad melarikan diri dari Damaskus pada 8 Desember 2024, yang ditetapkan oleh Abdul-Ghani sebagai hari nasional, setelah pasukan oposisi yang dipimpin kelompok Islamis dengan cepat memasuki ibu kota dan mengakhiri lebih dari setengah abad kekuasaan keluarga Assad.
Presiden yang digulingkan dan keluarganya diberi suaka oleh Pemerintah Rusia, yang tidak turun tangan untuk menyelamatkannya seperti yang terjadi pada tahun 2015 saat Rusia mengintervensi Assad dalam perang saudara di negara tersebut.
(bbn)
































