SP eFishery juga menuntut pengaktifan kembali operasional perusahaan. Kegiatan bisnis yang telah berhenti berdampak panjang, tidak hanya bagi perushaaan tapi juga ekosistemnya, seperti para pembudidaya, petambak, dan konsumen.
“Banyak pembudidaya yang kini kesulitan mendapatkan pakan, terganggu arus kasnya, terlilit hutang di luar, serta tidak bisa menemukan akses pasar yang biasanya disediakan oleh eFishery,” terang SP eFishery.
Para pegawai yang telah membentuk serikat sebelumnya menyatakan dugaan kongkalikong penggelembungan laporan keuangan adalah ulah individu atau kelompok, dan “tidak mencerminkan nilai dan etika dari seluruh karyawan,” tulis SPMTN.
Serikat Pekerja eFishery meminta manajemen juga memberi klarifikasi kepada publik atas pemalsuan kinerja bisnis perusahaan yang sempat disebut salah satu investor, Patrick Waluyo dari Northstar Group, sebagai aksi sistematis dan memalukan.
“Manajemen perlu secara tegas menyampaikan bahwa mayoritas dari Pekerja eFishery tidak terlibat dalam tindakan penggelembungan laporan keuangan, dan bahwa pada kenyataannya bisnis di eFishery berjalan, memiliki potensi besar, dan memberikan dampak besar ke ekosistem,” tegas SPMTN.
(wep)
































