Logo Bloomberg Technoz

Dia menegaskan aturan pemerintah yang telah disepakati seharusnya tidak bisa diganggu gugat. Meskipun aturan merupakan wewenang pemerintah. Namun, Meidy menggarisbawahi pengurangan produksi nikel akan mengganggu kelancaran produksi hingga mengakibatkan efek domino.  

Di sisi lain, di tengah isu pemangkasan produksi bijih nikel tahun ini, kapasitas smelter bertambah karena hadirnya sejumlah smelter baru. Dengan demikian, permintaan nikel tahun ini akan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.

Meidy menyebut peningkatan permintaan nikel untuk smelter tahun ini bisa mencapai 20%. Jika tahun lalu permintaan nikel sekitar 260 juta ton bijih nikel, tahun ini bisa mencapai sekitar 300 juta ton.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah belum memiliki rencana untuk memangkas produksi bijih nikel tahun ini.

Bahlil menegaskan Kementerian ESDM hanya ingin menjaga keseimbangan antara permintaan perusahaan terhadap RKAB dan kapasitas industri. Di sisi lain, kepentingan pengusaha nikel lokal tetap menjadi perhatian.

"Membuat RKAB itu kan berdasarkan kebutuhan, ya. Pemangkasan belum ada," tegasnya saat ditemui di kantornya, Jumat (17/1/2025).

Bahlil mencontohkan ketika perusahaan nikel mengajukan RKAB sebesar 20 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pabriknya, Kementerian ESDM hanya akan memberi kuota sebesar 60% dari pengajuan tersebut. Sementara itu, sisanya atau 40% harus mengambil dari pengusaha lokal.

“Kalau tidak, gimana masyarakat lokal? Mau jual [nikel] ke mana?,” tutur Bahlil. 

Narasumber Bloomberg menyebut jumlah bijih nikel yang diizinkan untuk ditambang pada 2025 hanya akan sebanyak 150 juta ton. Angka itu merosot drastis dari RKAB pertambangan nikel yang diizinkan sebanyak 240 juta ton bijih pada 2024.

Periode 2024—2026, Kementerian ESDM menyetujui sebanyak 292 permohonan RKAB pertambangan nikel, tetapi hanya 207 di antaranya yang diizinkan berproduksi.  

Penyadapan bijih nikel di tungku matte di smelter nikel yang dioperasikan oleh PT Vale Indonesia di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian

Menanggapi kabar tersebut, Macquarie Group Ltd mengestimasikan potensi pemangkasan produksi tambang nikel Indonesia pada 2025 dapat menghilangkan lebih dari sepertiga atau sekitar 35% pasokan global dari pasar. Hal ini menghadirkan risiko kenaikan harga yang signifikan.

Wacana pemangkasan produksi nikel menjadi serendah 150 juta ton tahun ini akan menjadi 40% lebih rendah dari skenario dasar Macquarie, yang mengarah pada pengurangan drastis dalam produksi logam baterai.

Lembaga tersebut memandang pemangkasan skala itu sangat tidak mungkin, tetapi mencatat produksi tambang yang lebih rendah dari yang diharapkan di produsen terbesar di dunia menghadirkan risiko kenaikan harga lainnya.

(mfd/wdh)

No more pages