"Kami memproyeksikan market cap saat cutoff [rebalancing Indeks MSCI] diprediksi naik menjadi US$1,52 miliar karena MSCI World Index naik 2% dalam tiga bulan terakhir," tulis Nicholas Goei.
Sementara itu, saham BRMS saat ini diperdagangkan di kisaran Rp400/saham dengan market cap keseluruhan sekitar Rp60,75 triliun.
Sementara, market cap berdasarkan free float saham BRMS yang sebesar 35%, maka market cap senilai Rp21,22 triliun atau setara sekitar Rp1,31 miliar.
"Oleh karena itu, harga saham BRMS perlu bertahan di atas Rp485/saham untuk bisa dipertimbangkan masuk menjadi konstituen MSCI Indonesia Standard Index," jelas Nicholas.
Sebagai catatan, cutoff merupakan tanggal terakhir perhitungan market cap sebagai salah satu syarat menjadi konstituen dalam rebalancing Indeks MSCI.
Tanggal cutoff berakhir sembilan hari sebelum setiap akhir Februari, Mei, Agustus dan November, yang merupakan bulan-bulan dimulainya rebalancing Indeks MSCI.
Isu Pergerakan Saham BRMS
Pergerakan saham BRMS beberapa waktu terakhir menjadi salah satu yang mendapat perhatian besar pasar. Isu penggiringan harga saham BRMS untuk masuk indeks acuan tertentu pun sempat muncul.
Namun, menurut Presiden Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Agoes Projosasmito, pergerakan saham BRMS murni didorong oleh kinerja keuangan dan ekspansi.

"Tidak ada. Kebetulan sekali itu memang BRMS melalui anak usahanya, Citra Palu Minerals (CPM), sedang ekspansif," ujar Agoes kepada Bloomberg Technoz.
Ekspansi dilakukan di tengah harga emas dunia yang beberapa waktu lalu juga sempat rally.
Agoes optimistis, hasil ekspansi akan tercermin dalam kinerja keuangan tahun buku 2024 penuh.
Dia menambahkan, rumor ada di mana-mana. Namun, Agoes menegaskan, pihaknya tidak ada upaya manajemen untuk saham BRMS masuk Indeks MSCI.
"Masuk Indeks MSCI syukur, nggak masuk, ya, kami harus kerja keras lagi," kata Agoes.
"Kalau spekulasi boleh saja. Tapi, cawe-cawe dari manajemen untuk menggiring itu tidak ada. Kalau analisa Goldman Sachs, harga emas juga bisa mencapai US$3.000/troy ons, kan."
Saham Duo Prajogo Pangestu
Menurut Nicholas, dua saham afiliasi Prajogo Pangestu, BREN dan CUAN, juga menjadi kandidat terkuat.
BREN belakangan ditransaksikan dalam kisaran Rp9.000/saham hingga Rp10.000/saham. Market cap BREN secara keseluruhan di kisaran Rp1.300 triliun atau setara sekitar US$85 miliar.
"Dengan free float saham BREN terakhir 3%, maka nilai market cap berdasarkan free float sekitar US$2,56 miliar," kata Nicholas.
"Karena free float saham BREN di bawah 15%, maka market cap berdasarkan free float untuk masuk MSCI adalah 1,8 kali dari batas normal, sehingga nilainya menjadi US$2,74 miliar. Oleh karena itu, harga saham BREN harus di atas Rp11.100/saham untuk dapat dipertimbangkan dalam MSCI Indonesia Standard Index."
Sementara, saham CUAN saat ini ada di kisaran Rp14.000/saham. Dengan free float sebesar 15%, maka saham CUAN perlu bertahan di atas kisaran Rp14.700/saham untuk masuk MSCI.
(red)