Sekretaris Jenderal PBB mengatakan bahwa dia "sangat khawatir" dengan eskalasi yang semakin intensif. Dia juga menyebutkan bahwa serangan terhadap bandara dan pelabuhan tersebut "sangat mengkhawatirkan" dan memperingatkan bahwa hal tersebut menimbulkan "risiko besar bagi operasi kemanusiaan" di negara yang tengah dilanda perang itu.
Houthi, yang menguasai wilayah barat laut Yaman, mulai menyerang Israel dan pelayaran internasional tak lama setelah dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Gaza pada Oktober 2023.
Israel telah melancarkan empat putaran serangan udara terhadap Houthi sejak Juli sebagai balasan atas 400 roket dan drone yang menurut militer Israel telah diluncurkan dari Yaman ke negara tersebut, sebagian besar berhasil ditembak jatuh.
AS dan Inggris juga telah melakukan serangan udara di Yaman sebagai respons terhadap serangan kelompok tersebut terhadap puluhan kapal niaga di Laut Merah selatan dan Teluk Aden.
Perdana Menteri Israel mengatakan pada Kamis malam bahwa negaranya telah "menyerang target-target dari organisasi teroris Houthi" sebagai bagian dari apa yang disebutnya sebagai "perang penebusan."
"Kami bertekad untuk memutuskan lengan teroris dari poros kejahatan Iran ini. Kami akan terus berjuang sampai tugas ini selesai," kata Benjamin Netanyahu.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa Israel akan "memburu semua pemimpin Houthi," seperti yang telah dilakukan terhadap pemimpin Hamas dan Hizbullah.
Juru bicara PBB, Stéphanie Tremblay, mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal António Guterres tetap "sangat khawatir tentang risiko eskalasi lebih lanjut di wilayah tersebut dan mengulangi seruannya agar semua pihak yang terlibat menghentikan semua tindakan militer dan menunjukkan kehati-hatian maksimal."
(del)





























