Logo Bloomberg Technoz

Sebelumnya, nada hawkish mendominasi hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diumumkan pada akhir November lalu, memberikan sinyal stance kebijakan bank sentral kembali ketat bahkan bisa makin ketat ke depan.

Hawkish, berasal dari kata hawk atau elang, sebuah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut stance kebijakan moneter cenderung ketat, atau bunga acuan tinggi. Sebutan The Hawkish Perry atau Perry Sang Elang, kembali terdengar, seperti ketika Gubernur BI dua periode itu secara spartan menaikkan bunga acuan selama Agustus 2022-April 2024 sebesar 275 bps.

Di penghujung 2024 ini, lanskap global yang telah berubah sangat cepat dan akan mempengaruhi dinamika perekonomian ke depan, pasca Pilpres Amerika Serikat (AS) memenangkan Donald Trump, seolah menempatkan lagi kebijakan moneter BI di bawah Perry kembali seperti ketika mula serial pengetatan moneter dilakukan bank sentral pada 2022 silam.

Risiko reinflasi dari penerapan kebijakan tarif impor dinilai akan membatasi jalur penurunan bunga acuan global. Selain itu, kebijakan fiskal ekspansif Trump juga akan makin memantik kenaikan yield surat utang AS, Treasury. 

Keputusan Bank Indonesia pada siang hari ini mempertahankan lagi BI Rate di 6% untuk bulan kedua, diyakini sebagai awal dari mungkin terjadinya serial pengetatan baru ke depan.

Meski berulang menyatakan, tidak menutup sama sekali ruang penurunan BI rate terutama dengan menimbang perkembangan inflasi, Gubernur BI Perry Warjiyo juga berulang-ulang menandaskan, fokus utama BI adalah stabilitas dengan fokus pada nilai tukar.

"Monetary policy kami tetap pro stability and growth dengan fokus ke nilai tukar. Ruang penurunan suku bunga masih ada tapi ruangannya tidak sebesar dulu dan kita semua harus sabar dengan 'r' lebih panjang," kata Perry setengah berseloroh kala menjawab pertanyaan para jurnalis.

Selain itu, BI mengatakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM), yang digelontorkan kepada perbankan, menyasar sektor-sektor yang mendorong penyerapan lapangan kerja.

Pernyataan ini dilontarkan untuk menanggapi seruan aksi untuk hidup hemat atau frugal living yang mencuat di media sosial sebagai bentuk protes atas rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% per 1 Januari 2025.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan insentif KLM tersebut pada akhirnya bakal berdampak positif pada peningkatan daya beli dan memberikan kesejahteraan masyarakat.

"Frugal living sebagai sebuah tren itu gaya hidup, tetapi dalam konteks BI kita di dalam kebijakan insentif likuiditas memang menyasar sektor-sektor yang mendorong penyerapan lapangan kerja artinya mendorong daya beli dari masyarakat," ujar Juda dalam konferensi pers, Rabu (20/11/2024).

"Kalau lapangan kerja tersedia, artinya daya beli juga meningkat sehingga ini pada akhirnya akan berikan kesejahteraan pada masyarakat."

(dov/lav)

No more pages