Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang melanjutkan penguatan dalam perdagangan pasar spot hari Kamis ini, didukung oleh sentimen pasar global yang makin teryakinkan bahwa Federal Reserve akan memangkas bunga acuan lebih banyak bulan ini.

Rupiah bisa diuntungkan dari penurunan pamor dolar Amerika Serikat (AS) yang kemarin melemah dan pagi ini masih tertekan, pasca laporan rekrutmen tenaga kerja AS, JOLTS, mencatat angka terendah sejak 2021.

Pelemahan dolar AS memberi angin bagi pergerakan rupiah offshore di mana dini hari tadi di pasar New York, rupiah NDF ditutup menguat 0,6% dan pagi ini bergerak di kisaran Rp15.460/US$ untuk tenor 1 bulan, lebih kuat dibanding posisi penutupan rupiah spot di Rp15.475/US$.

Data rekrutmen tenaga kerja itu telah memicu reli US Treasury, surat utang pemerintah AS, dengan yield terpangkas hingga 8 bps kemarin, terpicu peningkatan taruhan bahwa pivot The Fed mungkin berjalan lebih cepat untuk mencegah resesi.

Di pasar swap, para pedagang meningkatkan taruhan besar pengguntingan bunga The Fed dalam FOMC bulan ini sebesar 50 bps dengan probabilitas makin besar, mencapai 44%. Sedangkan probabilitas penurunan sebanyak 25 bps, turun jadi 56% dari tadinya sempat mencapai 70%. Pada akhir tahun ini, pasar memperkirakan Fed fund rate akan bertengger di level 4,5%.

Data lowongan kerja, yang dikenal sebagai JOLTS opening, angkanya lebih rendah dari perkiraan hingga menyentuh level terendah sejak 2021. Data itu seolah menguatkan dugaan pelemahan ekonomi AS berjalan lebih cepat setelah sebelumnya data manufaktur juga mencatat kontraksi lima bulan beruntun. 

Laporan terakhir itu menjadi 'menu pembuka' sebelum akhirnya pasar akan mendapati rilis data pasar tenaga kerja, termasuk tingkat pengangguran pada Agustus yang akan menjadi laporan terakhir sebelum FOMC pada 18 September nanti. 

“Pasar mungkin tidak segugup sebulan yang lalu, tetapi mereka masih mencari konfirmasi bahwa ekonomi tidak terlalu lesu,” kata Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley. 

Pada bagian lain, aktivitas ekonomi di sebagian besar wilayah AS dalam beberapa pekan terakhir dilaporkan stagnan bahkan menurun, menurut hasil survei Beige Book regional yang dilakukan oleh The Fed.

Tingkat ketenagakerjaan pada umumnya datar hingga sedikit naik, menurut laporan yang dirilis pada Rabu (4/9/2024). Meskipun laporan PHK jarang terjadi, beberapa perusahaan mencatat pemotongan shift dan jam kerja, membiarkan posisi yang diiklankan tidak terisi atau mengurangi jumlah karyawan melalui gesekan.

"Pengusaha lebih selektif dalam mempekerjakan karyawan dan kecil kemungkinannya untuk menambah jumlah karyawan, dengan alasan kekhawatiran akan permintaan dan prospek ekonomi yang tidak menentu," kata laporan tersebut.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat di kisaran sempit menuju level resistance terdekat di Rp15.430/US$ dan Rp15.410/US$, serta Rp15.400/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah dengan time frame daily.

Adapun nilai rupiah memiliki level support psikologis pada Rp15.500/US$ dan Rp15.550/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya kembali kepada level Rp15.580/US$ dalam jangka menengah.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 5 September 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages