Bloomberg Technoz, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklaim sempat belajar ke Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI sebelum membongkar fraud klaim fiktif Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan.
KPK bersama Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan awalnya ingin mengetahui evaluasi program Obamacare, pada 2017.
Ini adalah program unggulan Presiden AS Barack Obama yang ingin memberikan asuransi kesehatan bagi 15% warganya yang jauh dari layanan kesehatan -- kelompok lansia dan kelompok miskin. Program diterapkan dengan mewajibkan seluruh warga AS memiliki asuransi kesehatan sehingga kelompok muda dan kaya bisa memberikan subsidi bagi kelompok rentan -- nyaris mirip dengan BPJS Kesehatan.
"Dan kita lihat FBI bilang ternyata 3-10% klaim itu pasti ada fraud-nya di Amerika," kata Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan, Rabu (24/7/2024).
"Dan mereka keras kalau ada fraud, pasti dibawa ke pidana."
KPK kemudian mulai melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan BPJS Kesehatan. Awalnya, tim bersama sudah mendeteksi adanya potensi dan dugaan fraud. Akan tetapi, masih dalam jumlah kecil.
Meski demikian, berdasarkan audit, tiga dari enam rumah sakit yang menjadi sampel pemeriksaan ternyata terbukti melakukan fraud serius. Ada indikasi kuat telah terjadi klaim fiktif dari rumah sakit ke BPJS Kesehatan.
"Jadi kalau di Amerika 3-10%. Di [Indonesia] kita belum sampai, bukan karena gak ada, tapi karena kita gak pernah tangani secara serius," ujar Pahala.
Saat ini, KPK tengah membuka penindakan atau penyelidikan dugaan fraud BPJS Kesehatan di tiga rumah sakit. Penyelidik menduga terjadi klaim fiktif sebesar Rp35 miliar yang dilakukan rumah sakit di Sumatra Utara dan Jawa Tengah tersebut.
(fik/frg)