Logo Bloomberg Technoz

Harga Timah Dunia Kembali Bertaji, TINS Bakal Cuan?

Dovana Hasiana
23 April 2024 13:00

Seorang karyawan mencatat sambil berdiri di samping tumpukan timah batangan di gudang fasilitas pengolahan PT Timah di Mentok, Pulau Bangka./Bloomberg
Seorang karyawan mencatat sambil berdiri di samping tumpukan timah batangan di gudang fasilitas pengolahan PT Timah di Mentok, Pulau Bangka./Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perusahaan timah nasional, termasuk PT Timah Tbk (TINS), berpotensi mendulang keuntungan seiring dengan tren penguatan harga timah dunia.

Timah di London Metal Exchange (LME) berada pada level US$34.478/ton pada penutupan perdagangan Senin (22/4/2024) waktu setempat. Adapun, angka ini memang terperosok 3,1% setelah sempat menyentuh rekor tertinggi bulan ini, yakni US$35.582/ton pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Akan tetapi, level harga di atas US$30.000/ton tersebut masih terbilang stabil tinggi.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli menilai kasus korupsi yang belakangan menimpa TINS tidak menghambat perseroan dalam mendulang keuntungan seiring penguatan harga timah.

Apalagi, kata Rizal, TINS merupakan salah satu perusahaan yang bisa memproduksi timah karena telah mendapatkan persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Ya [kasus korupsi TINS tidak memengaruhi kinerja], manajemennya juga sudah berganti. Harusnya peluang ini bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk memanfaatkan peluang ini,” ujar Rizal saat dihubungi, Selasa (23/4/2024).