Logo Bloomberg Technoz

Suku Bunga SRBI Naik Tapi Sepi Minat, Ini Penyebabnya

Redaksi
21 April 2024 17:45

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) naik menjadi 6,86% pada lelang terakhir Jumat (19/4/2024) lalu. Kenaikan imbal hasil rata-rata tertimbang sebesar 20 bps merupakan yang tertinggi sejak terakhir kali bank sentral menaikkan suku bunga pada 20 Oktober 2023 lalu.

Ekonom Bahana Sekuritas Drewya Cinantyan menjelaskan, meskipun imbal hasil lebih tinggi, penawaran masuk SRBI turun menjadi Rp7,2 triliun, dibanding penawaran pada lelang terakhir sebelum libur Idulfitri, yakni mencapai Rp14,9 triliun.

"Lelang SBRI sebelumnya menunjukkan rendahnya penawaran dan tingginya imbal hasil menandakan sentimen risk-off (pelepasan risiko oleh investor), dan ketatnya likuiditas di sektor perbankan," ujar Drewya dalam hasil risetnya, Minggu (21/4/2024).

Bahana Sekuritas berpandangan bahwa bank kemungkinan menahan diri dari lelang SRBI karena ekspektasi kenaikan suku bunga BI dalam beberapa hari mendatang. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian mark to market atas kepemilikan surat berharga mereka.

Mark to market atau nilai wajar aset merupakan metode akuntansi yang digunakan untuk mengukur nilai aktual.