Logo Bloomberg Technoz

Modal tersebut digunakan untuk membeli alat vakum yang berkualitas, freezer, di samping juga untuk membeli bahan baku. Dengan fasilitas tersebut, dari yang tadinya hanya menjual 3 ekor/pack saja, kini Ummu Ayya bisa ratusan bahkan ribuan ekor/pack tiap bulan.

Lebih lanjut, Tatiek menjelaskan jika di awal-awal usahanya dilakukan di dapur rumah. Namun, seiring dengan berkembangnya usaha Ummu Ayya, Tatiek kemudian mendirikan rumah produksi sendiri dan mempekerjakan beberapa orang pegawai.

Produk Ummu Ayya punya keunggulan tanpa tambahan kimia 5P, yaitu pengawet, pewarna pengenyal, pemanis dan perasa kimia (MSG) buatan. Meski begitu, cita rasanya tetap lezat dan gurih. Setiap satu pack berisi satu ekor ayam dan bebek ungkep dalam kemasan frozen yang bisa bertahan hingga 6 bulan penyimpanan. Kualitasnya pun semakin terjamin, karena produk Ummu Ayya telah mengantongi izin edar MD BPOM dan sertifikat halal.

“Dalam sehari Ummu Ayya bisa menjual sekitar 35 ekor/pack ayam dan bebek ungkep frozen. Namun, penjualannya bisa mencapai ribuan ekor/pack saat bulan Ramadan dan menjelang Lebaran seperti sekarang. Bahkan, ada beberapa pelanggan yang pesan juga sebagai hampers Lebaran. Sementara kalau dari sisi omzet, Ummu Ayya bisa menghasilkan Rp30 juta sampai Rp40 juta per bulan. Omzet tersebut bisa naik 4-5 kali lipat di bulan Ramadan,” jelas Tatiek.

Dok: BRI

Selain Bebek dan Ayam Ungkep sebagai produk utamanya, Ummu Ayya juga menjual Ayam Broiler Ungkep, Ayam Kota Ungkep, dan Ayam Crispy. Adapun harga Ayam Ungkep per pack/ekornya mulai dari Rp40 ribu dan untuk Bebek Ungkep mulai dari Rp75 ribu. Semua dijual dalam kemasan frozen. 

Walau tanpa tambahan MSG, Tatiek menjamin kini Ummu Ayya sudah memilih 70 agen dan reseller yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Batang, Pemalang, Brebes, Tegal, Semarang, kemudian ada juga agen dan reseller di Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan lainnya. 

Tatiek berharap ke depan usahanya dapat dukungan pelatihan dan pendampingan usaha, serta bantuan pemasaran dengan skala yang lebih luas, sehingga Ummu Ayya semakin berkembang dan produknya makin banyak dinikmati pelanggan di luar Jawa Tengah.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa disamping memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM, BRI juga terus memberikan pendampingan kepada nasabah dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM.

“Kisah Ibu Tatiek ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang BRI berikan dapat mendorong dan manaikkelaskan kapasitas usaha pelaku UMKM”, tegasnya.

(tim)

No more pages