Logo Bloomberg Technoz

Iran-Israel Siap Perang: Minyak Bisa di Atas US$100, RI Nelangsa

Azura Yumna Ramadani Purnama
13 April 2024 14:40

Ilustrasi tank minyak di Iran (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi tank minyak di Iran (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, utamanya akibat konflik antara Israel dan Iran, berisiko terus mengerek harga minyak dunia ke atas US$100/barel. Ketahanan fiskal Indonesia untuk menopang subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) pun mulai dipertanyakan. 

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menjelaskan, jika konflik Iran dan Israel termanifestasi menjadi perang terbuka, imbasnya ke harga komoditas energi akan langsung terasa. 

“Alasannya karena konflik memanas dan meluas dan Iran sendiri merupakan negara pemasok minyak bumi; salah satu yang utama di dunia. Kalau itu terjadi maka mirip-mirip dengan kejadian 2022 ketika awal pecah perang Rusia-Ukraina,” kata Faisal saat dihubungi, Sabtu (13/4/2024).

Pergerakan harga minyak dunia./dok. Bloomberg

Jika harga minyak mentah dunia sampai terkerek ke atas US$100/barel gegara perang terebut, lanjutnya, inflasi di berbagai belahan dunia pun kian memburuk. Ujungnya, pengetatan kebijakan moneter oleh banyak bank sentral tidak bisa terhindarkan; terutama oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Lebih lanjut, apabila The Fed menaikkan suku bunga acuannya atau federal funds rate (FFR), maka pada akhirnya negara-negara berkembang pun diprediksi akan mengikuti langkah yang ditempuh bank sentral AS itu, termasuk juga Indonesia.