Logo Bloomberg Technoz

Tiap Harga Gas Naik US$1, Subsidi Pupuk Ditaksir Bengkak Rp2,23 T

Dovana Hasiana
03 April 2024 15:20

Jaringan pipa gas PGN (Sumber foto website PGN)
Jaringan pipa gas PGN (Sumber foto website PGN)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengeklaim bahwa kenaikan harga gas bumi sejumlah US$1 per million british thermal unit (MMBtu) bakal berpengaruh kepada peningkatan beban subsidi pupuk senilai Rp2,23 triliun.

Perinciannya, kenaikan harga gas US$1 per MMBtu akan meningkatkan beban subsidi pupuk urea sejumlah Rp1,97 triliun. Sementara itu, kenaikan harga gas US$1 per MMBtu akan meningkatkan beban subsidi pupuk NPK Rp0,26 triliun. 

“Setiap US$1 kenaikan harga gas maka akan berpengaruh pada kenaikan beban subsidi sebesar Rp2,23 triliun atau alokasi subsidi turun 0,6 juta ton. Ini mengacu pada rencana alokasi subsidi 2024 sebesar 9,55 juta ton sesuai rapat koordinasi terbatas [rakortas] 21 Maret 2024,” ujar Rahmad dalam agenda rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (3/4/2024).

Biaya gas berkontribusi sebesar 71% terhadap harga pokok produksi (HPP) urea dan 5% terhadap HPP NPK.

Dengan demikian, kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) sebesar US$6 per MMBtu kepada tujuh sektor industri, salah satunya industri pupuk, dinilai sangat bermanfaat. 

Pupuk Kaltim. (Dok. Pupuk Kaltim)