Logo Bloomberg Technoz

Inflasi Tinggi dan Rupiah Loyo Bikin BI Rate Susah Turun?

Ruisa Khoiriyah
01 April 2024 15:15

Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)
Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Inflasi Indonesia melonjak pada Maret seiring dimulainya musim perayaan Ramadan dan nanti Idulfitri.

Inflasi Maret melesat melampaui ekspektasi ke level tertinggi sejak Agustus 2023 silam terutama didorong oleh inflasi kelompok makanan yang mencapai 8,09% year-on-year terutama beras, daging ayam dan cabai merah. Inflasi harga rokok dan emas perhiasan juga membuat inflasi Maret lebih tinggi.

Inflasi domestik yang kembali meroket di atas 3% itu, semakin mempersempit peluang bagi Bank Indonesia memulai pelonggaran moneter. BI rate kemungkinan akan bertahan lebih lama bahkan ketika sinyal dari Amerika Serikat (AS) memperkuat skenario penurunan Fed Funds Rate mulai Juni nanti.

Inflasi yang menguat ditambah rupiah yang masih terpuruk habis-habisan, mendekati Rp16.000/US$, akibat tekanan jual yang belum terjeda di pasar surat utang dan pasar saham, makin tidak memberikan alasan bagi BI berbalik arah menurunkan BI rate.

Secara bulanan, inflasi Maret mencapai 0,52%, lebih tinggi dibanding Februari 0,37% dan melampaui pola musimannya meski dibanding Ramadan 2022 masih lebih rendah.