Logo Bloomberg Technoz

IHSG menjadi sedikit dari sekian Bursa Asia yang menghijau sepanjang hari. Lainnya ada TOPIX (Jepang) , Nikkei 225 (Jepang), FTSE Straits Times (Singapura), yang berhasil menguat masing-masing 1,06%, 0,67%, dan 0,13%.

Sementara Bursa Saham Asia lainnya kompak ada di zona merah. Hang Seng (Hong Kong), KOSPI (Korea Selatan), Shanghai Composite (China), CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), Shenzhen Comp. (China), SETI (Thailand), TW Weighted Index (Taiwan), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan PSEI (Filipina), yang terpangkas masing-masing 1,24%, 1,1%, 0,72%, 0,71%, 0,56%, 0,43%, 0,11%, 0,11%, 0,09%, dan 0,07%.

Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi ketiga di Asia, setelah indeks TOPIX, dan Nikkei 225.

Bursa Asia gagal mengikuti apa yang terjadi di Wall Street. Dini hari tadi waktu Indonesia, Bursa Saham New York kompak melaju di zona hijau.

Indeks Nasdaq Composite melonjak 0,82%, S&P 500 menguat 0,63%. Sementara, Dow Jones Industrial Average (DJIA) menghijau dengan kenaikan 0,2%.

Salah satu sentimen yang mewarnai laju indeks regional adalah keputusan suku bunga acuan yang ditetapkan Bank of Japan (BoJ) menjadi sejarah di Jepang yang mengakhiri rezim suku bunga negatif terakhir di dunia. Dengan kenaikan suku bunga acuan pertama dalam 17 tahun. 

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, dalam rapat yang berlangsung lebih lama dari biasanya hari ini, Selasa, Bank of Japan, akhirnya mengambil keputusan bersejarah dengan mengakhiri kebijakan bunga negatif dan menaikkan suku bunga acuan mereka menjadi di kisaran 0%-0,1%. 

Ini adalah keputusan fenomenal karena untuk pertama kalinya sejak 2007, Jepang akhirnya menaikkan bunga acuan mereka. Dalam keputusan yang diumumkan siang hari ini waktu setempat, BoJ yang dipimpin oleh Kazuo Ueda memutuskan, bunga acuan Jepang kini di kisaran 0%-0,1%.

Ekonom Bloomberg Economics untuk Jepang Taro Kimura menilai, lewat keputusan yang diumumkan hari ini, BoJ memberikan kerangka kebijakan baru yang ditujukan untuk menciptakan transisi yang mulus. Yakni dengan menetapkan suku bunga jangka pendek sedikit di atas nol sembari tetap membeli surat utang pemerintah (Japanese Government Bonds/JGB) untuk menjaga kondisi tetap akomodatif.

Para investor juga tengah mencermati lebih lanjut terhadap China, di mana regulator terkait mengatakan bahwa pengembang yang gagal bayar di jantung krisis real estate di negara ini telah menggelembungkan pendapatan lebih dari US$78 miliar dalam dua tahun sebelum kegagalannya. China Evergrande Group. dan utangnya yang sangat besar telah menjadi simbol ekonomi negara yang gagal, terutama di sektor properti, dan konstruksi.

Sementara itu dari dalam negeri, konsensus yang dihimpun Bloomberg melibatkan 37 institusi memperkirakan BI Rate akan kembali dipertahankan kebijakan suku bunga acuan di level 6% pada bulan ini. Seluruh analis/ekonom yang terlibat dalam pembentukan konsensus menyatakan demikian. Sepakat bulat, aklamasi, tanpa dissenting opinion.

Bank Sentral Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur BI pada 19–20 Maret 2024, untuk menentukan berbagai kebijakan moneter, termasuk suku bunga acuan.

(fad/aji)

No more pages