Logo Bloomberg Technoz

Pertamina Geothermal Kantongi Pendapatan dari Penjualan Karbon

Krizia Putri Kinanti
18 March 2023 17:52

Pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGEO). (Dok Rony Zakaria/Bloomberg)
Pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGEO). (Dok Rony Zakaria/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE), emiten anak usaha BUMN dengan kapasitas terpasang panas bumi terbesar di dunia, memiliki pos pendapatan baru dari hasil perdagangan karbon.
 
Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah menyatakan emiten berkode saham PGEO tersebut berkomitmen untuk turut serta secara aktif melakukan transisi energy.
 
“Untuk pertama kalinya pada 2022, PGE mencatatkan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit. Ini membuktikan bahwa operasional PGE telah mendapatkan sertifikasi dari berbagai lembaga karbon kredit sehingga PGE berhak untuk memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional PGE,” ujarnya dalam siaran resmi yang diterima Bloomberg Technoz, Sabtu (18/3/2023).

Penjualan kredit karbon menjadi sumber penerimaan baru bagi perusahaan setelah kebijakan perdagangan karbon resmi berlaku di Indonesia pada 2021.

Payung hukum perdagangan kredit karbon diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Pembangunan Nasional.
 
Sejumlah strategi dan upaya monetisasi terus dilakukan Pertamina Geothermal untuk menjaga kinerja keuangannya tetap solid dengan misalnya menjaga pendapatan, EBITDA margin maupun profit margin yang stabil hingga rasio utang yang terjaga.
 
Pada kuartal III/2022, PGE membukukan laba bersih sebesar $111 juta, tumbuh 67,8% dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar $66 juta.
 
Adapun, pendapatan perseroan hingga September 2022 sebesar US$287 juta, tumbuh 3,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar $277 juta. Perseroan juga mencatatkan EBITDA sebesar $244 juta hingga September 2022, naik 10,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar $221 juta.
 
“EBITDA margin PGE pada kuartal III/2022 mencapai 84,7%, naik cukup tinggi dibandingkan tiga tahun terakhir yang berkisar di 80%,” jelas Nelwin.
 
Sementara itu, total utang PGE (utang jangka pendek dan jangka panjang) juga turun, dari  $1,18 miliar pada 2019 menjadi $931pada kuartal III/2022.