Logo Bloomberg Technoz

Perusahaan-perusahaan tersebut merespons ketatnya pasar konsentrat global yang menyebabkan biaya pemrosesan turun mendekati nol.

Smelter di China, sebagai produsen dan konsumen logam olahan terbesar di dunia, berada pada titik kritis setelah biaya pengolahan dan pemurnian (treatment and refining charges) - jumlah yang mereka terima untuk mengubah konsentrat menjadi logam - anjlok ke angka satu digit.

Hal ini mendorong diskusi tentang kemungkinan pengurangan produksi di pabrik-pabrik yang sangat bergantung pada bahan baku impor.

"Kenaikan harga ini terjadi lebih awal dari perkiraan pasar, dan mungkin masih bisa berlanjut," kata Li Xuezhi, kepala Chaos Ternary Research Institute, dalam sebuah catatan. "Biaya pemrosesan yang terus rendah "telah menyebabkan pemboikotan dari smelter," sambungnya.

Harga tembaga juga diuntungkan oleh kemungkinan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed). Para pedagang swap memperkirakan bank sentral tersebut akan beralih ke pelonggaran moneter paling cepat pada Juni.

Kenaikan harga tembaga, yang dimulai pada pertengahan Februari, secara tiba-tiba menghentikan perdagangan yang bergerak dalam kisaran tertentu selama berbulan-bulan.

Harga tembaga di London Metal Exchange (LME) naik ke level tertinggi sejak April lalu, sebelum diperdagangkan naik 0,3% menjadi US$8.949,50 per ton pada pukul 09:59 waktu Singapura. Harga logam lainnya sebagian besar lebih tinggi, dengan aluminium naik 0,2%.

(dov/wdh)

No more pages