Logo Bloomberg Technoz

RI Tak Khawatir Risiko Borong Saham Vale Saat Harga Nikel Tumbang

Sultan Ibnu Affan
01 March 2024 15:15

Vale di NYSE./Bloomberg-Michael Nagle
Vale di NYSE./Bloomberg-Michael Nagle

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah tidak khawatir terhadap risiko yang mengintai di balik keputusan membeli tambahan 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di tengah tren harga nikel yang makin melorot, bahkan diproyeksi sulit untuk kembali bullish.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan kemerosotan harga nikel tidak akan terjadi selamanya. Pada satu titik, harga komoditas pertambangan mineral logam itu akan mencapai kesetimbangan atau ekuilibriumnya. 

Harga nikel sudah anjlok lebih dari 45% sepanjang tahun lalu, dari level tertingginya di US$33.924/ton pada Maret 2022. Per hari ini, harga nikel di London Metal Exchange (LME) diperdagangkan di US$17.601/ton, naik tipis 0,81% dari hari sebelumnya.

“Kalau harga merosot itu kan hari ini. Kita [membeli saham Vale] itu bukan memikirkan sekarang, tetapi beberapa puluh tahun ke depan. Jadi tolong judgment-nya jangan [sekadar apa yang terjadi pada pasar nikel] hari ini,” ujarnya saat ditemui, Jumat (1/3/2024).

Harga nikel rontok./dok. Bloomberg


Dadan menambahkan pemerintah –melalui holding BUMN sektor pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND) – optimistis Indonesia akan mendapatkan manfaat lebih dengan menjadi pemegang saham mayoritas di Vale.