Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Perdagangan masih optimistis pertumbuhan anual ekspor nonmigas bisa menembus sebesar 2,5%—4,5% pada 2024, kendati realisasinya loyo pada awal tahun. Per Januari, ekspor nonmigas baru mencapai US$19,13 miliar pada Januari; merosot 8,54% secara bulanan dan 8,20% secara tahunan.
Kemendag masih mengandalkan tumpuan ekspor dari batu bara, turunan nikel, manufaktur, serta produk hasil hutan untuk mencapai target tahun ini. Dengan demikian, nilai ekspor nonmigas berpotensi memiliki pengaruh pada kinerja ekspor kumulatif.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan otoritas perdagangan masih optimistis lantaran volume ekspor tetap mengalami peningkatan walaupun nilainya menurun.
“Value turun karena memang market demand masalah harga, tetapi volume size meningkat. Seperti tahun lalu masih meningkat 8,6% ekspor kita. Value turun karena beberapa komoditas unggulan seperti batu bara, sawit, dan lain-lain turun harganya. Itu yang menyebabkan penurunan, tetapi dari sisi volume naik. Jadi kita masih optimistis tahun 2024,” ujar Didi saat ditemui di kantornya, Senin (26/2/2024).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor nonmigas pada Januari 2024 adalah 53.484.600 ton. Secara bulanan atau month to month (mtm) dibandingkan dengan Desember 2023, angka ini mengalami penurunan sebesar 14,38% dari volume ekspor sebesar 62.466.700 ton.
Namun, secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan Januari 2023, angka ini mengalami peningkatan 9,11% dari volume ekspor sebesar 49.018.000 ton.
Menurut Didi, Kemendag juga telah meningkatkan penetrasi ke pasar nontradisional seperti ke Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, Amerika Selatan dan Asia Selatan.
Saat ini, Kemendag juga telah memiliki program misi dagang ke beberapa pasar nontradisional tersebut dan bakal mengikuti pameran untuk mencapai target ekspor 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Januari 2024 tercatat US$20,52 miliar atau menyusut 8,34% dibandingkan dengan Desember 2023. Dalam perhitungan tahunan, ekspor Januari 2024 merosot 8,06%.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan ekspor migas tercatat US$1,39 miliar, atau menurun 5,49%. Sementara itu, nilai ekspor non-migas merosot hingga 8,54% menjadi US$19,13 miliar.
"Penurunan nilai ekspor Januari didorong penurunan ekspor non-migas, terutama bahan bakar mineral dengan kode HS 27 dengan andil penurunan 3,85%," kata Amalia dalam Konferensi Pers di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
(dov/wdh)