Logo Bloomberg Technoz

Menakar Kecukupan Stok Bulog untuk Cegah Krisis Beras

Dovana Hasiana
23 February 2024 11:10

Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perum Bulog (Persero) menyatakan pasokan beras yang dikelolanya saat ini mencapai 1,4 juta ton, yang akan digunakan untuk mengamankan program bantuan pangan serta menjaga stok di pasar komersial. Namun, seberapa aman volume stok tersebut bagi Bulog untuk menjalankan mandat yang diberikan pemerintah?

Ekonom pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, pada dasarnya, Bulog wajib menjaga tata kelola dan manajemen pengadaan beras dengan baik, khususnya di tengah isu kelangkaan beras premium di gerai-gerai ritel modern. 

Apalagi, kata Khudori, saat ini Bulog mendapatkan 2 jenis penugasan oleh pemerintah. Pertama, bantuan pangan beras hingga Juni 2024 yang membutuhkan 1,32 juta ton beras dari cadangan beras pemerintah (CBP).

Kedua, penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) di pasar rakyat dan ritel modern. Khudori memperkirakan, Bulog setidaknya perlu menyalurkan 150.000 ton SPHP hingga masa panen yang diprediksi terjadi pada Mei 2024. Dengan demikian, dibutuhkan 0,6 juta ton CBP untuk penyaluran SPHP.

Dengan kata lain, Bulog setidaknya harus menyalurkan 1,92 juta ton beras untuk 2 jenis penugasan tersebut. Sementara itu, stok akhir di Bulog saat ini 1,4 juta ton, di mana 0,8 ton telah diterima dan 0,6 juta ton dalam perjalanan.