Untuk secara resmi mengumumkan aksesi penerus takhta, Dewan Aksesi, badan seremonial kerajaan, akan segera berkumpul di Istana St. James di London.
Selain itu, Dewan Aksesi akan segera menggelar pengambilan sumpah penerus takhta yang sah.
Jika penerus raja ternyata masih anak-anak saat naik takhta, seorang bupati akan ditunjuk untuk menjalankan tugas kerajaan sampai putra atau putri mahkota berusia 18 tahun.
Sementara itu, undang-undang Inggris yang dibuat pada akhir 1600-an dan awal 1700-an juga memungkinkan parlemen untuk mengatur siapa yang akan mengambil alih takhta kerajaan.
Menurut situs web keluarga kerajaan, jika raja dianggap "salah mengatur pemerintahan", parlemen juga dapat memberhentikannya.
Selain itu, untuk masuk dalam daftar suksesi kerajaan, seseorang harus merupakan anggota kerajaan yang tergabung dalam persekutuan Gereja Inggris dan harus mengucapkan janji untuk mempertahankan garis Protestan.
Untuk mengakhiri aturan yang berlangsung selama berabad-abad yang mengharuskan anak laki-laki yang lebih muda menggantikan anak perempuan yang lebih tua dalam garis suksesi, Kerajaan Inggris juga mengamandemen Undang-Undang Suksesi Mahkota pada 2013.
Semua bangsawan yang lahir setelah 28 Oktober 2011 menjadi penerima undang-undang ini. Dengan amandemen ini, keluarga kerajaan yang menikah dengan orang Katolik Roma dapat masuk dalam garis keturunan.
Perubahan ini penuh berlaku pada Maret 2015.
Dengan amandemen UU Suksesi Mahkota ini, Putri Charlotte dari Wales akan menggantikan adik laki-lakinya, Pangeran Louis, sebagai penerus.
(ros)
