Logo Bloomberg Technoz

ESDM Bantah Indonesia Jadi Biang Kerok Anjlok Harga Nikel Dunia

Sultan Ibnu Affan
19 January 2024 20:40

Dump truck nikel di Kawasan Industri Morowali./dok. Bloomberg
Dump truck nikel di Kawasan Industri Morowali./dok. Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menepis anggapan Indonesia, sebagai salah satu negara terbesar produksi nikel, telah menjadi penyebab utama anjloknya harga komoditas mineral penting itu.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif mengeklaim produksi nikel dalam negeri masih tetap memperhatikan suplai dan permintaan. "Ya engga lah. Kita kan tetap memperhatikan supply demand," ujar Irwandy saat ditemui di Jakarta, Jumat (19/1/2024).

Meski demikian, dia tetap mewanti-wanti perlunya upaya mengurangi laju konsumsi bijih nikel guna memperpanjang umur cadangan komoditas mineral logam tersebut. Salah satunya dengan penghematan konsumsi bijih nikel yang telah diproduksi menjadi nickel pig iron (NPI) dan feronikel (FeNi); sehingga dapat diproses lebih untuk industrialisasi menjadi produk baja nirkarat.

"Jangan berhenti di nickel matte, di NPI, di feronikel. Ini harus terus ke sana," ujar dia.

Untuk diketahui, saprolite ini diolah melalui pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) Rotary Klin Electric Furnace (RKEF) berbasis pirometalurgi yang nantinya menghasilkan produk berupa Nickel Pig Iron (NPI), Feronikel (FeNi), atau Nickel Matte untuk stainless steel.

Perdana Bagi Indonesia, NCKL Memproduksi Bahan Baterai Kendaraan Listrik: Nikel Sulfat (Dok Perusahaan)