Sohee Kim dan Sangmi Cha - Bloomberg News
Bloomberg - Menteri Perdagangan, industri, dan energi Korea Selatan (Korsel) Lee Chang-yang menyuarakan kekhawatirannya soal pemberlakuan aturan investasi cip Amerika Serkat (AS) bernama Chips and Science Act. Menurutnya aturan anyar ini memiliki masih mengandung banyak ketidakpastian.
Beberapa syarat yang disoroti Lee Chang-yang termasuk penyediaan tempat penitipan anak bagi pekerja dan pembatasan investasi di negara lain atau penggunaan dana dari Undang-Undang itu untuk melakukan buyback saham.
Chips and Science Act merupakan undang-undang untuk mendorong pertumbuhan industri semikonduktor dan cip serta memastikan Amerika Serikat (AS) menjadi negara terdepan dalam kepemimpinan teknologi global dan melawan dominasi China.
Aturan ini menjanjikan insentif sebesar US$280 miliar bagi perusahaan semikonduktor dan cip, di mana sebesar US$ 50 miliar (Rp 768 triliun) akan jadi insentif bagi produsen cip asing yang mendirikan pabrik di AS.
Korea Selatan sendiri merupakan rumah bagi dua pembuat cip memori terbesar di dunia, Samsung Electronics Co. dan SK Hynix Inc.. Saat ini, Samsung memiliki pabrik senilai US$17 miliar (Rp 261 triliun) yang sedang dikembangkan di Texas, AS.

Menurut menteri Lee, masalah utama bagi perusahaan adalah ketidakpastian. Mulai dari panjangnya waktu untuk mendapatkan dana insentif, syarat pengungkapan (keterbukaan) tentang masalah manajemen dan meningkatnya biaya investasi di AS akibat tingginya suku bunga dan inflasi.
Pemerintah Korea Selatan akan bekerja sama dengan AS untuk menyelesaikan berbagai ketidakpastian yang timbul dari undang-undang tersebut serta menangani klausul yang memberatkan perusahaan.
Lee menambahkan, upaya tersebut dapat dikurangi secara substansial dan diselesaikan melalui negosiasi yang melibatkan perusahaan.
“Korea juga akan memperkuat dukungannya untuk industri cip dalam negeri,” kata Lee Chang-yang.
(bbn)